Yang paling mungkin adalah membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan mengandalkan pesangon Rp 5,5 juta. Namun, Yuyung kembali meragukan, saat ini uang sejumlah itu bisa buka jasa apa?
“Maka bagi saya, lebih baik kompensasinya berupa hal riil, misalnya pekerjaan. Sehingga mereka jelas pekerjaannya dan penghasilannya,” tandasnya.
Yuyung Abdi merupakan fotografer senior yang berusaha menampilkan sisi lain kehidupan malam. Berangkat dari pengalaman dan pekerjaan sehari-hari, ia mengobservasi kehidupan seorang WPS di berbagai tempat prostitusi yang ada di Indonesia.
Yuyung sudah bekerja sebagai pewarta foto di Jawa Pos sejak 1995. Ia sudah memenangi banyak lomba foto dan berbicara di banyak seminar dan workshop fotografi. Beberapa buku yang juga sudah diterbitkan yakni, Lensa Manusia (2004), Sex For Sale: Potret Faktual Prostitusi 27 kota di Indonesia (2007) dan Surabaya Cantik (2010).
Yang terbaru, ia mengabadikan karyanya dalam sebuah buku fotografi Prostitusi, Kisah 60 Daerah di Indonesia.
Selain itu, hasil foto-foto dari ekspedisinya itu juga telah dijadikan sebagai pemenuhan tugas akhir studi S2 dan S3-nya, hingga kini ia menyandang gelar doktor. (*)
editor : ricky fitriyanto