in

Yuyung Abdi : Kalau Solusi Penutupan SK Hanya Uang Pesangon, Para WPS akan Buka Praktik Prostitusi Lagi

Dia menyebut, Lokalisasi Saritem sudah berulangkali ditutup, tapi kemudian buka lagi. “Kalau nggak salah ada sekitar 5-6 kali ditutup, tapi ya itu, ditutup buka lagi. Bahkan sampai saat ini masih ada, meskipun skalanya tidak sebesar saat awal,” bebernya.

Dia menambahkan, itulah dampak yang terjadi jika hanya menutup kemudian memberi uang pesangon, kecuali memang pemerintah membeli tanah-tanah tersebut. Kalaupun ada uang kompensasi, itu juga harus dipilah antara muncikari dengan WPS-nya. Karena peran dan keahlian masing-masing juga berbeda.

Lalu, setelah ditutup, para WPS juga harus dihentikan dari pekerjaan penjaja seks.

“Mereka harus diberikan lapangan kerja yang jelas oleh pemerintah setempat. Kalau dibiarkan saja, belum tentu mereka bisa bekerja, walaupun sudah diberi pesangon Rp 5 juta sekalipun,” ucap Yuyung.

Pasalnya, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat kadang masih memandang mantan WPS dan muncikari dengan persepsi negatif. Otomatis peluangnya mendapat pekerjaan semakin minim.