SEMARANG (jatengtoday.com) — Pemerintah Kota Semarang berencana menutup Lokalisasi Sunan Kuning (SK) dan Gambilangu (GBL) pada 15 Agustus 2019. Namun nyatanya, rencana tersebut harus diundur lantaran masih ada beberapa kendala.
Ketua LSM Lentera Asa, Ari Istiadi berpendapat, kemoloran tersebut menjadi bukti sebenarnya pemerintah belum siap menutup lokalisasi.
“Makanya jangan terlalu terburu-buru. Tunggu hasil kajian serta evaluasinya, baru dilakukan pembahasan bersama apakah sudah saatnya melakukan penutupan atau belum,” beber Ari saat dihubungi, Rabu (14/8/2019).
Menurut Ari, gencarnya wacana penutupan yang pada akhirnya sebatas isu tersebut sangat merugikan penghuni lokalisasi. Baik wanita pekerja seks (WPS) maupun warga setempat.
Pasalnya, mau tidak mau, pengunjung menjadi sepi. “Itu dampak yang terjadi ketika masyarakat mendapat informasi (penutupan lokalisasi). Ujungnya merugikan masyarakat tentunya,” tegas Ari.
Berdasarkan informasi, sampai saat ini masih terdapat beberapa kendala. Di antaranya mengenai jumlah WPS yang bakal mendapat tali asih. Data yang ada di Dinas Sosial (Dinsos) masih belum sinkron dengan data dari pengurus lokalisasi.
Untuk Lokalisasi SK, dari 475 WPS yang tercatat di pengurus, Dinsos hanya menganggarkan untuk 355 WPS saja. Sementara di Lokalisasi GBL, dari 193 WPS, hanya 102 yang terdaftar. Informasinya, masing-masing pengurus masih terus berupaya agar semua WPS terakomodir.
Tak hanya itu, besaran uang tali asih ternyata juga belum jelas. Meski seharusnya tanggal 15 Agustus para WPS sudah mendapatkan haknya, namun sampai tanggal 14 Agustus ini baru proses pendataan serta pembuatan rekening yang nantinya digunakan untuk menerima tali asih.
Ari Istiadi berharap, hal semacam itu harus dibereskan terlebih dahulu, karena menyangkut hak para WPS. “Jangan sampai ditutup dulu atau simbolis dulu baru dibicarakan berapa besar jumlah besaran tali asihnya,” tegasnya.
Terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut penutupan lokalisasi dijadwalkan ulang pada akhir Agustus. Ia tidak menyebut tanggal spesifik.
Itu pun, kata Hendi, pelaksanaannya menyesuaikan sejumlah kondisi. Salah satunya terkait pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2019. Saat ini, hasil APBD Perubahan telah diserahkan ke Gubernur Jateng.
“Kalau itu sudah jadi dan sudah sampai di Kota, Insya Allah akhir Agustus kita lakukan penutupan,” ujarnya seusai menghadiri pelantikan anggota DPRD Kota Semarang, Rabu (14/8/2019).
Dia menyebut, APBD-P itu didalamnya mencakup dana untuk mengeluarkan tali asih kepada ratusan WPS.
Namun, ketika ditanya soal besaran pasti tali asih yang akan diberikan, Hendi enggan menjawab. Menurutnya, rincian itu yang mengetahui dari Dinsos. “Nilainya yang tahu pasti Kepala Dinsos, teknisnya supaya nggak keliru,” imbuhnya. (*)
editor : ricky fitriyanto