SEMARANG (jatengtoday.com) – Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih merebak. Banyak sapi, kambing, dan hewan ternak lain yang terinfeksi PMK.
Padahal, sebentar lagi perayaan Idul Adha. Permintaan sapi dan kambing yang sehat bakal meroket.
Dari data Kementerian Pertanian, per 2 Juni 2022 menunjukkan wabah PMK telah tersebar di 18 provinsi dan 127 kabupaten/kota. Fakta ini harus dijadikan pemerintah agar lebih serius menangani masalah PMK ini.
Ketua Fraksi Gerindra DPR RI Ahmad Muzani mengatakan, wabah PMK yang semakin meluas ini harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah.
Pasalnya, wabah ini telah merugikan para peternak rakyat karena ratusan sapi mereka mati akibat PMK dan masih banyak lagi terjangkit PMK namun tidak tertangani.
“Kami berharap pemerintah bisa memberi perhatian dalam penanganan masalah ini secara serius. Misalnya dengan membentuk satgas penanganan PMK dan memberi bantuan bagi mereka untuk memperkecil beban kerugian akibat wabah PMK. Karena itu menetapkan ini sebagai sebuah pandemi adalah cara yang dimungkinkan agar konsentrasi penangan lebih fokus,” kata Muzani, Rabu (08/06/22).
Sekjen Gerindra ini mengatakan, tindakan penanganan PMK harus segera dilakukan mengingat tak lama lagi masyarakat akan merayakan Idul Adha.
Jumlah hewan ternak yang diperlukan untuk memenuhi ibadah kurban sangat besar.
Dan harus dipastikan bahwa hewan kurban seperti sapi, kerbau, dan kambing harus sehat dan bebas PMK.
Sebab, daging kurban setelah disembelih akan dikonsumsi oleh masyarakat. Kita harus memastikan bahwa daging kurban yang akan dikonsumsi daging yang benar-benar steril.
“Sapi-sapi yang teridentifikasi PMK harus dipastikan tidak dijadikan sebagai hewan kurban. Karena itu Fraksi Gerindra mengusulkan agar pemerintah mengganti kerugian petani yang sapi-sapinya terjangkit PMK. Kemudian harus ada pengobatan masif agar sapi-sapi aman dari PMK. Termasuk penyemprotan kandang secara masal. Dengan demikian kerugian yang ditanggung oleh peternak sapi kita bisa diminimalisir,” jelas Muzani.
Usulkan Refocusing Anggaran
Jika persoalan penanganan PMK ini terkendala anggaran, Fraksi Gerindra mengusulkan agar dilakukan refocusing anggaran. Mengingat penanganan masalah ini perlu dilakukan dalam jangka pendek dan cepat.
Sebab masalah PMK ini jika dilihat dari luas penyebaran dan banyaknya hewan ternak yang terjangkit, harusnya sudah masuk dalam kategori darurat.
“Itu sebabnya Fraksi Gerindra berharap pemerintah segera bertindak atas persoalan ini. Karena penyakit PMK ini sifatnya sudah menjadi pandemi. Kami juga mendorong agar dilakukan refocusing anggaran apabila terkendala dalam hal dana darurat. Langkah ini sebagai upaya keberpihakan pemerintah terhadap rakyat terutama para peternak sapi yang sedang terpuruk karena wabah PMK,” tutup Muzani yang juga Wakil Ketua MPR itu.
7.732 Ekor Sapi Positif PMK
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penanganan berupa lock down terhadap sapi-sapi yang rentan terjangkit PMK.
Namun lock down saja dinilai tidak cukup karena wabah PMK semakin meluas. Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian menunjukkan sebanyak 7.732 ekor sapi terkonfirmasi positif PMK.
Kemudian suspek sebanyak 56.588 ekor sapi yang diduga terkonfirmasi positif PMK. Dari jumlah sapi yang terkonfirmasi positif itu, sebanyak 341 ekor mati dan 405 ekor sapi dilakukan pemotongan bersyarat. Dan sebanyak 20.639 ekor sapi yang dinyatakan sembuh dari PMK.
Sementara itu, Heri Pudyatmoko, perwakilan Fraksi Gerindra DPRD Jateng juga sepakat bahwa wabah PMK ini jangan dianggap remeh.
Ia yang juga memperhatikan kasus PMK di Jawa Tengah menegaskan bahwa perlu adanya pengawasan ketat dalam lalu lintas hewan.
Selain itu pihak Dinas Peternakan Jawa Tengah juga diharapkan memantau kondisi para peternak di daerah, dan melakukan pendampingan jika diketahui ada gejala penularan di tingkat peternakan.
“Perlu kerja sama lintas sektoral, dalam hal ini Dinas Peternakan, Dinas Perhubungan, dan Dinas Kesehatan. Siapkan juga dokter kesehatan hewan untuk pendampingan di tingkat peternak. Kalau memang ada indikasi kasus yang sifatnya fluktuatif, harus benar-benar dikawal agar tak menjadi wabah di Jateng,” jelas Bendahara DPD Gerindra Jateng ini.
Heri menambahkan, menjelang Idul Adha perlu ada pengecekan ke beberapa peternakan dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Hal itu diperlukan untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
“Pemerintah daerah harus aktif untuk mengatasi masalah ini, agar tak menjadi keresahan masyarakat, khususnya peternak. Antisipasi perlu dilakukan, dengan pengawasan ketat, karantina ternak yang masuk ke Jateng, isolasi jika ada temuan, dan upaya lainnya,” kata Heri yang juga Wakil Ketua DPRD Jateng. (*)