in

Waspadai Konten Provokasi, Wakil Ketua DPRD Jateng: Perkuat Literasi Digital

Di internet dan media sosial banyak sebenarnya informasi maupun konten yang mengandung nilai-nilai edukasi.

Sosialisasi Non Perda "Membangun Budaya Literasi di Era Digital" yang digelar di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Sabtu (15/10/2022). (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kemajuan teknologi digital dengan hadirnya internet dan media sosial memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dalam berkomunikasi dan bertukar informasi.

Perkembangan zaman yang pesat ini menuntut masyarakat untuk beradaptasi mengikuti digitalisasi dalam segala aspek. Perubahan literasi dari konvensional ke digital harus terus diperkuat.

Demikianlah yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Heri Pudyatmoko dalam Sosialisasi Non Perda “Membangun Budaya Literasi di Era Digital” yang digelar di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Sabtu (15/10/2022).

Memasuki era digital ini, Heri Pudyatmoko mendorong masyarakat untuk terus memperkuat literasi digital. Pasalnya hal itu sebagai kunci penting untuk bisa survive menghadapi tantangan zaman.

“Kita sudah memasuki era digital yang mana dengan hanya bermodalkan smartphone, kita bisa mengakses segala hal. Tentunya kondisi sekarang sudah berubah, pola-pola juga harus berubah mengikuti kondisi zaman,” kata Heri Pudyatmoko.

Selain membawa kemudahan bagi kehidupan, kemajuan teknologi, terang Heri, juga menjadi tantangan serius yang dihadapi masyarakat saat ini. Terutama dengan membeludaknya informasi yang beredar di media sosial.

Heri mengatakan, kemudahan dan kebebasan akses informasi di media sosial menjadi pemicu banyaknya hoaks dan konten-konten provokasi. Tentunya hal ini sangat berbahaya bagi masyarakat.

“Konten-konten provokasi jika dikonsumsi masyarakat sangat berbahaya karena bisa memecah belah dan menimbulkan konflik. Sehingga kecakapan literasi digital menjadi bekal penting bagi masyarakat yang sehari-harinya selalu mengakses media sosial,” lanjutnya.

Heri Pudyatmoko yang juga seorang politisi Partai Gerindra tersebut menegaskan, penguatan literasi digital merupakan benteng agar masyarakat terhindar dari dampak dan bahaya konten-konten provokasi.

“Media sosial kita kebanyakan berisi perang narasi dengan konten-konten berupa berita hoaks yang bisa memprovokasi. Kesadaran berliterasi digital harus dimiliki semuanya,” ujarnya.

Kemudian ia meminta pemerintah untuk terus memberikan fasilitas dan program peningkatan literasi digital kepada masyarakat yang benar-benar bisa diimplementasikan dalam kehidupan saat ini.

“Ke depan masyarakat harus terus dibekali bagaimana caranya menganalisis suatu informasi, sehingga bisa membedakan mana berita benar atau hoaks. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan konten-konten yang sengaja diciptakan pihak tertentu untuk memecah belah NKRI,” ungkap Heri.

Alwiansyah, salah satu pegiat literasi digital di Kota Semarang Jawa Tengah menilai, kecakapan literasi digital harus terus ditingkatkan seperti yang dikatakan Heri Pudyatmoko dalam forum itu.

Selain sebagai benteng, keterampilan dan kecakapan dalam mengoperasikan teknologi digital juga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang edukasi generasi muda.

“Di internet dan media sosial banyak sebenarnya informasi maupun konten yang mengandung nilai-nilai edukasi. Sehingga belajar gak hanya lewat buku, tapi bisa lihat video, dengerin podcast, buku-buku digital juga banyak,” ungkap Alwiansyah. (*)

editor : tri wuryono

Ajie MH.