in

Ungkap Fakta, Rumah Pancasila Upayakan Keringanan Hukum Terpidana Seumur Hidup

Setelah beberapa waktu, Wawan dan Rizal tidak mendapat kabar dari Kuprit. “Awalnya saya percaya kepada supriyadi, setelah uang saya masuk semua dan tidak ada kabar. maka saya tidak lagi percaya kepada Kuprit,” terangnya.

Sejak saat itu, Wawan tidak pernah berkomunikasi dengan Kuprit. Pada 24 Agustus 2014, Wawan dihubungi Kuprit lewat SMS dengan nomor asing. Dia diminta mendatangi Kuprit menggunakan motor yang bagus, untuk pergi bersama ke Sukolilo Pati guna menagih hutang. Nantinya, hasil tagihan hutang itu akan diberikan untuk melunasi hutang penggandaan uang yang dijanjikan.

“Tapi saya tidak bisa karena saat itu harus pergi ke Jepara sama adik saya dan dua orang teman. Di Jepara, saya nginep semalem,” terangnya.

Pada 25 Agustus 2014 pagi, Wawan ditelepon bapaknya. “Saya dikabari kalau di kampung ada pembunuhan, mayatnya dibakar. Saya tanya, korbannya siapa, tapi bapak tidak menjawab. Dia hanya memastikan kalau saya dan adik saya tetap sehat dan berada di Jepara,” bebebernya.

Lewat telepon itu juga, Wawan diminta bapaknya pulang ke Pati. Setelah sampai Pati, dia beraktivitas seperti biasa. Yakni berjualan sempolan untuk mengais rezeki.