in

Sering Terjebak Macet, Trans Semarang Perlu Jalur Khusus

SEMARANG (jatengtoday.com) – Layanan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang koridor 1 jurusan Penggaron-Mangkang terkena imbas kemacetan ketika terjadi laka. Maklum, Trans Semarang hingga saat ini belum memiliki jalur khusus BRT, masih jadi satu dengan kendaraan pribadi.

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, Ade Bhakti Ariawan, mengungkapkan jika dedicated line dibutuhkan pada layanan Trans Semarang, agar BRT sebagai angkutan massal memiliki jalur sendiri. Sehingga tidak terpengaruh dengan kepadatan lalu lintas yang terjadi.

“Jika Trans Semarang telah memiliki jalur khusus berupa dedicated line, diharapkan waktu tempuh armada menjadi lebih akurat dan stabil. Selama ini kedatangan Trans Semarang seringkali mengalami keterlambatan terutama jika ada hambatan lalu lintas seperti kecelakaan, pengalihan jalur, maupun penutupan jalan”, jelasnya saat ditemui di kantor Dinas Perhubungan Kota Semarang, Jalan Tambak Aji Nomor 5, Semarang, Jumat (9/11/2018).

Pemkot Semarang menjalin kerjasama dengan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia terkait desain jalur khusus bagi BRT Trans Semarang.

Dedicated line direncanakan menghubungkan jalur padat di Kota Semarang, yaitu Jrakah- Pedurungan (perempatan Arteri Sukarno Hatta -Fatmawati) dan Jalan Pemuda – Jalan Letjen Soeprapto. Direncanakan pada tahun 2019 dedicated line dapat diterapkan.

Ade menyambut positif rencana pembangunan dedicated line pada BRT. Dedicated line merupakan standar pedoman yang harus dimiliki dalam operasional armada. BRT standar, merupakan alat bantu praktikal untuk evaluasi koridor BRT yang mengacu kepada implementasi terbaik dengan skala internasional. Sebuah sistem dapat dikategorikan Basic BRT jika memenuhi minimal 20 point. Hasil Final score yang dimiliki Trans Semarang adalah 19 point. Sehingga belum dapat dikategorikan sebagai sistem BRT.

“Selama ini Kota Semarang telah memiliki BRT Trans Semarang namun belum bisa dikategorikan dalam sistem BRT, karena salah satu indikator belum dimiliki, yaitu jalur khusus,” terangnya.

Padahal dengan tidak adanya jalur khusus, kendala yang sering dialami antara lain terlibat senggolan maupun kecelakaan dengan kendaraan lain. Selain itu karena kondisi lalu lintas yang masih membaur dengan kendaraan pribadi menyebabkan kedatangan armada sering mengalami keterlambatan terutama pada jam berangkat /pulang kerja dan sekolah.

“Dengan adanya dedicated line diharapkan kedatangan armada bisa on-time,” pungkasnya. (adv)

editor : ricky fitriyanto