SEMARANG (jatengtoday.com) – Rencana penutupan lokalisasi di Kota Semarang sedang gencar dibicarakan. Akibatnya, sejumlah pelaku bisnis karaoke yang ada di sekitar lokasi kena imbasnya. Mereka mengeluh karena omzetnya menurun hingga 60 persen.
Hal itu dikatakan Ketua LSM Lentera Asa Ari Istiadi yang kerap mendampingi warga lokalisasi. Menurutnya, banyak laporan terkait sepinya pelanggan bisnis karaoke. Utamanya di Lokalisasi Argorejo atau Sunan Kuning (SK) yang notabene lebih dulu direncanakan ditutup.
“Penurunannya luar biasa sekarang, hampir mencapai 60 persen dari jumlah kunjungan sebelum ada isu penutupan itu sendiri,” jelasnya, Selasa (25/6/2019).
Artinya, kata Ari, wacana penutupan sangat berdampak. Karena bagaimanapun, hal tersebut menjadi sebuah momok untuk para pelanggan karaoke. Mereka akan berpikir dua kali untuk masuk. “Semuanya jadi was-was lah,” imbuhnya.
Untuk sekarang ini, tempat karaoke di Lokalisasi SK masih ada 177 wisma. Untuk jumlah PSK dan pemandu karaoke sendiri ada 476 orang. Hampir semua karaoke masih beroperasi di malam hari, meskipun pelanggannya cukup sepi.
Hal serupa tentu juga akan dirasakan para pelaku bisnis karaoke di Lokalisasi Gambilangu (GBL) yang terletak di sebelah Terminal Mangkang. GBL ini rencananya juga bakal ditutup pada 15 Agustus besok, bersamaan dengan Lokalisasi SK.
Ternyata, pernyataan tersebut diamini langsung oleh pemilik karaoke di GBL. Salah satunya DN (48) yang mengaku sudah merasakan dampaknya. Sejak GBL diisukan ditutup, omzet tiga bisnis karaokenya rata-rata menurun hingga 20 persen.
“Semua pengusaha pada khawatir karena berpengaruh pada pendapatan. Sekarang pun sudah turun. Wong itu sebelum puasa dan setelah lebaran ini turunnya udah 20 persen. Padahal kemarin-kemarin baru wacana,” bebernya.