SEMARANG (jatengtoday.com) – Berbagai polemik permasalahan pemindahan pedagang Pasar Johar Semarang sejak terbakar pada 2015 silam hingga 2022 pun tak kunjung usai.
Dulu ketika pedagang hendak direlokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) pun diwarnai polemik. Selama bertahun-tahun pedagang merasa terkatung-katung di tempat relokasi MAJT karena sepi pengunjung dan tidak kondusif.
Tapi ketika Pasar Johar Baru selesai dibangun pun ratusan pedagang memilih bertahan di tempat relokasi MAJT. Mereka menilai Pasar Johar Baru itu justru tidak kondusif karena lapak dan kios terlalu sempit. Yang terjadi, sebagian pedagang menempati Pasar Johar Baru dan sebagian lagi memilih bertahan di tempat relokasi.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan saat ini terjadi polemik wilayah dagang antara pedagang Johar Baru dan Johar Relokasi. Pedagang Pasar Johar Relokasi semakin ramai.
“Sesuai Permendagri Nomor 19 tahun 2016, tanah hibah tidak boleh untuk komersial. Harus untuk keagamaan, bukan komersial,” kata Fajar, Rabu (19/10/2022).
BACA JUGA: Pedagang Johar Divalidasi, Pedagang Yaik Baru Minta Sesuai Amdal
Maka dari itu, pihaknya memastikan akan memindahkan ratusan pedagang yang masih bertahan di Johar Relokasi MAJT ke Pasar Johar Baru. Dia mengaku akan meminta Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang untuk penghapusan aset.
“Selanjutnya, saya akan mengajukan surat kepada Plt Wali Kota Semarang maupun Sekda Kota Semarang untuk lelang pembongkaran bangunan Pasar Johar relokasi,” katanya.
BACA JUGA: Hendi: Kebakaran Pasar Johar Relokasi Tidak terkait Penataan
Nantinya, lanjut Fajar, apabila sudah dilelang, maka aset bangunan di bekas Pasar Relokasi MAJT ini milik pemenang lelang untuk dibongkar. “Nanti kami ikut bantu bongkar,” katanya.
Selama ini, kata dia, pedagang Pasar Johar Baru mendesak agar pasar relokasi MAJT ditutup. Terkait hal ini, pihaknya masih menunggu pertimbangan dari Dinas Penataan Ruang Kota Semarang dan Pengawas Penyidik Pegawai Negeri Sipil dari Polrestabes Semarang.
“Tapi yang jelas di sana (Johar Relokasi) tidak ada izinnya. Dari pertimbangan, nanti kita bisa pasangi garis larangan. Sehingga semua pedagang bersatu berdagang di Johar Baru,” ujarnya.
BACA JUGA: Lima Tahun Pasca Johar Terbakar, Pedagang Masih Merana
Fajar mengakui, selama ini Pasar Johar Baru masih sepi. Banyak warga yang lebih memilih membeli di Johar relokasi. “Dinas Perdagangan menghendaki dilakukan penutupan. Akan kami rapatkan. Kalau MAJT mau bangun pasar, silakan. Tapi harus ada izin dari berbagai instansi,” ujar dia.
Saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Kota Semarang fokus untuk proses pembongkaran relokasi MAJT dan pemindahan pedagang ke Pasar Johar Baru. “Kami menargetkan, pembongkaran Johar Relokasi dan pemindahan pedagang bakal selesai November 2022. Semakin cepat pelelangan, akan makin cepat penyelesaian masalah,” ujarnya. (*)