SEMARANG – Pasar Johar Baru bakal menampung total 8.700 pedagang. Rinciannya, sebanyak 7.500 pedagang kios dan 1.200 pedagang pancakan. Semuanya gratis alias tidak diperjual belikan. Ditargetkan, para pedagang bisa mulai menempati 2020 mendatang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto menjelaskan, saat ini proses pembangunan Pasar Johar baru tengah dikebut. Termasuk pembangunan tempat relokasi tahap II di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) juga sedang proses pengerjaan.
Diperkirakan Desember mendatang, tempat relokasi tahap II tersebut selesai. Selanjutnya seluruh pedagang Pasar Yaik Baru akan dipindahkan ke MAJT. “Awal 2018, di sekitar Johar termasuk Pasar Yaik Baru sudah tidak ada pedagang. Semua harus sudah dipindah ke kawasan MAJT tanpa terkecuali,” tegasnya, Minggu (22/10/2017).
Semua pedagang Pasar Yaik Baru, lanjutnya, memang harus terpusat di MAJT selama Pasar Johar dalam proses pembangunan. “Setelah itu, bangunan Yaik Baru segera dibongkar untuk dibangun atau dikembalikan fungsinya sebagai alun-alun. Di bawah alun-alun nantinya dijadikan basement,” imbuhnya.
Fajar yakin bahwa para pedagang saat ini telah memahami bahwa pembangunan Johar Baru ini adalah untuk kepentingan pedagang. Sebab, seluruh bangunan baru di Pasar Johar Baru nantinya diperuntukkan kepada para pedagang tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Hebatnya Pak Wali Kota, beliau telah berpesan kepada kami agar jangan sekali-kali (ada jajaran Pemkot) mengambil atau memungut apapun dari pedagang. Apalagi meminta pedagang membayar. Ini semua gratis, karena dibiayai APBD, APBN dan APBD tingkat 1,” terang Fajar.
Pembangunan Pasar Johar Baru ini diperkirakan membutuhkan total anggaran Rp 720 miliar, ditargetkan selesai awal 2020 mendatang. Targetnya, Pasar Johar Baru ini nantinya tidak hanya mengangkat sektor ekonomi saja, juga mewujudkan Pasar Johar Baru sebagai pasar tradisional terbesar di Asia Tenggara. Sehingga diunggulkan mempu menggenjot sektor tourism atau pariwisata. Saat ini, pembangunan di lahan seluas 50 x 50 meter persegi di eks Pasar Kanjengan disiapkan dana Rp 93 miliar dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan di Johar Cagar Budaya Rp 50 miliar dari APBD Kota Semarang.
Di tahun 2018 mendatang, Pemkot Semarang juga telah menganggarkan Rp 50 miliar dari anggaran APBD Kota Semarang untuk membangun alun-alun. Sedangkan untuk melanjutkan pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya direncanakan akan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 240 miliar. “Tahun depan (2018), bantuan dari Kementerian PUPR tinggal melanjutkan Pasar Johar Cagar Budaya seperti bentuk semula,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Mengenai skema anggaran pembangunan Pasar Johar Baru ini, kata Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, menggunakan sistem ‘keroyokan’. “Anggarannya dari APBD Kota Semarang dan pemerintah pusat. Kami belum meminta kepada provinsi, saya yakin Pak Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) pada 2019 nanti akan melengkapi dengan anggaran provinsi untuk membangun Pasar Johar Baru ini,” tegasnya. (*)
Editor: Ismu Puruhito