SEMARANG (jatengtoday.com) – Sekitar 7000 pedagang Pasar Johar hingga saat ini masih terkatung-katung di tempat relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Sebagian yang lain berpencar dengan alasan bertahan agar tidak gulung tikar. Tidak sedikit pedagang yang telah menutup kios akibat bangkrut karena lokasi relokasi MAJT sepi pengunjung.
Pasar Johar yang terbakar pada 2015 dan 2016 silam itu hingga 2021 belum bisa ditempati. Meski bangunan Cagar Budaya di pasar tersebut telah selesai dibangun, penempatan pedagang tidak mudah. Sebab, kapasitas Pasar Johar Cagar Budaya hanya mampu menampung kurang lebih 1300 pedagang. Sedangkan jumlah total pedagang Pasar Johar mencapai kurang lebih 7000 pedagang.
Sebagian pedagang mendesak agar segera ditempatkan di bangunan baru karena sudah lama terkatung-katung di penampungan. Namun sebagian pedagang lainnya meminta agar dipindahkan bersama-sama dan menunggu bangunan lain di kompleks Johar selesai agar tidak ada pedagang yang tertinggal.
Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Rayon Pasar Johar, Surahman mengatakan, pihaknya berharap agar pedagang bisa pindah bersama-sama. Alasannya, agar tidak ada pedagang yang tidak mendapatkan tempat di Pasar Johar Baru. ”Kami telah bertemu dengan Wali Kota Semarang dan kami sepakat untuk pindah bersama-sama. Satu pindah ya pindah kabeh (bersama). Artinya, menunggu Pasar Johar Selatan dan Pasar Kanjengan selesai dibangun. Diperkirakan Februari 2022 selesai,“ ujarnya, Senin (12/4/2021).
Apalagi terkait pendataan pedagang, menurut dia, hingga saat ini masih ada masalah. Pendataan pedagang belum klir. Hal itu disebabkan adanya pedagang yang beralih klaster atau perubahan jenis jualan. Mereka beralih jualan karena untuk bertahan pasca terjadi kebakaran. “Misalnya dulunya konveksi, sekarang beralih kuliner,“ katanya.
BACA JUGA: Lima Tahun Pasca Johar Terbakar, Pedagang Masih Merana
Maka dari itu, pihaknya meminta agar pendataan ini lakukan verifikasi ulang agar valid. Jangan sampai saat telah dibagikan kios terjadi masalah karena tidak sesuai dengan jenis pengelompokan jenis jualan. Tentunya, tidak semua pedagang bisa masuk ke Pasar Johar Cagar Budaya. Apalagi hanya mampu memuat 2.300 pedagang. Sedangkan total keseluruhan pedagang Johar semula kurang lebih 7000 pedagang.
Basement Alun-alun juga hanya mampu menampung kurang lebih 200 pedagang.
“Hingga sekarang, teknis penempatan pedagang belum dibahas seperti apa. Termasuk berapa total ketersediaan tempat untuk pedagang juga belum diketahui. Maka kami minta, pemindahan pedagang dilakukan secara bersama-sama,“ katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya berencana segera memasukkan pedagang ke Pasar Johar Cagar Budaya pada 2021 ini. Dia menegaskan bahwa permasalahan pedagang Pasar Johar telah masuk dalam pembahasan.
BACA JUGA: Komisi B Dorong Pasar Johar Segera Ditempati Agar Tak Mangkrak
“Targetnya Mei 2021, setelah lebaran, kami sedang menyusun. Jumlahnya kan lebih banyak dari kapasitas yang tersedia, maka penempatan berikutnya sedang kami hitung. Yang menempati Kanjengan nanti bulan apa, Johar Selatan bulan apa. Satu lagi, yakni Shopping Center Johar (bekas Mal Matahari), kami negosiasi habis kontraknya 2003 (lahan milik pemkot yang dikerjasamakan dengan pihak swasta). Kemungkinan besar bisa,“ katanya.
Setelah semuanya jelas, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada pedagang. “Misalnya Mei pedagang mana, Oktober, Desember, Februari dan seterusnya. Termasuk misalnya undian pedagang. Prinsipnya sedang menunggu waktu saja,“ katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto