in

Lima Tahun Pasca Johar Terbakar, Pedagang Masih Merana

SEMARANG (jatengtoday.com) – Selama lima tahun pasca terbakar, ribuan pedagang Pasar Johar Semarang terpaksa harus merana dalam ketidakpastian. Para pedagang merasa terkatung-katung di tempat relokasi yang di kompleks lahan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Meski telah menghabiskan anggaran puluhan miliar untuk penyiapan tempat, relokasi Pasar Johar MAJT tersebut sepi pengunjung akibat berbagai faktor.

Hal ini membuat perputaran ekonomi tersendat. Sebagian pedagang terpaksa gulung tikar maupun banting setir untuk sekadar menyambung hidup. Sebagian menyebar di berbagai tempat, dan sebagian lain bertahan di penampungan dengan kondisi memprihatinkan.

Para pedagang berharap segera kembali menempati Pasar Johar yang saat ini dibangun. “Selama lima tahun, kami tidak mendapatkan kepastian, kapan bisa pindah ke Pasar Johar Baru,” ungkap salah satu pedagang Pasar Johar Cagar Budaya, Dinnurrahman,  Senin (27/7/2020).

Pihaknya telah melakukan audiensi dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, untuk meminta kepastian mengenai tindak lanjut pemindahan pedagang Pasar Johar. Kurang lebih 2.000 pedagang yang sebelumnya menempati Pasar Johar Cagar Budaya berharap segera memeroleh kejelasan.

“Kurang lebih lima tahun setelah kebakaran, para pedagang terpuruk karena tidak bisa berjualan. Di tempat relokasi MAJT sepi. Maka dari itu, kami mengharapkan agar segera ada kejelasan kapan bisa menempati bangunan baru,” katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memahami keresahan pedagang Pasar Johar tersebut. Namun hingga saat ini belum ada titik temu antara Pemkot Semarang dengan para pedagang. “Pedagang kalau nggak semua nggak mau pindah. Jadi ada pedagang yang inginnya pindah bareng-bareng. Karena ada juga pedagang dari Pasar Kanjengan dan Yaik yang juga menunggu kepindahan. Jadi gedung yang sudah jadi belum bisa ditempati terlebih dahulu,” terangnya.

Meski begitu, Hendi sapaan orang nomor satu di Kota Semarang itu menyampaikan terima kasih atas itikad baik para pedagang untuk memberikan masukan. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan dinas terkait. Baik Dinas Perdagangan Kota Semarang maupun Dinas Tata Ruang (Distaru) untuk menemukan solusi terbaik.

“Memang butuh waktu karena saat ini masih ada pandemi Covid-19. Kami akan segera komunikasikan,” katanya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto