in

Peninggalan Sejarah Terbengkalai, Wali Kota Semarang Dikirimi Surat

Monumen Ketenangan Jiwa dibangun atas inisiatif warga Jepang yang notabene keturunan dari tentara Jepang yang tewas saat era penjajahan. Monumen itu dibangun 14 Oktober 1998 yang diresmikan mendiang Wali Kota Semarang Soetrisno Soeharto.

Terkait Marabunta, Yosep ingin gedung tersebut diaktifkan kembali. Setidaknya, ada jadwal pertunjukan seni di sana. Dia membayangkan, tarian tradisional dari Aceh hingga Papua bisa tampil di Marabunta.

“Di Semarang ini kan banyak mahasiswa dari berbagai daerah. Nah, mereka bisa tampil di situ setiap pekan atau setiap bulan,” harapnya.

“Ini bentuk partisipasi kami dalam membangun bangsa dan negara. Ingin mengajak masyarakat agar tidak acuh tak acuh terhadap Indonesia,” katanya.

Jika surat rekomendasinya tidak ditanggapi, dia bakal mengajak masyarakat. Misalnya dengan menggelar kesenian di depan Gedung Marabunta.

“Tentu dengan izin kepolisian dan pihak terkait agar tidak menganggu lalu lintas dan pengunjung di Kota Lama,” terangnya.

Lepas dari itu, Yosep menilai, pemerintah memang harus mempertahankan gedung yang menyimpan nilai sejarah tinggi. Jangan sampai dibiarkan mangkrak hingga roboh ditelan zaman.

Di Marabunta, juga pernah menampilkan tarian striptis pertama di Indonesia. Waktu itu yang menari Margaretha Geertruida Zelle atau yang tenar disapa Putri Matahari. Penari erotis berdarah Perancis ini menikah dengan Mayor Rudolh Mc.Leod, seorang perwira KNIL Hindia Belanda yang tinggal di Semarang.

Gedung ini sangat megah. Berdiri sekitar tahun 1890 di zaman kolonial Belanda. Dulu gedung ini digunakan untuk gedung pertunjukkan opera, tari ballet, musik, dan seni modern lain. (*)

editor : ricky fitriyanto