in

Libatkan Pebalap 18 Negara, MXGP 2019 di Semarang Telan Biaya Rp 26 Miliar

Sementara itu, Ketua Umum IMI, Sadikin Aksa mengatakan pihaknya memilih Kota Semarang sebagai tempat penyelenggaraan MXGP of Asia 2019 di Kota Semarang. “Tahun ini diselenggarakan di Palembang dan Semarang. Di Semarang, kami buatin MXGP of Asia karena secara jumlah penduduk, Kota Semarang jauh lebih besar dari Palembang. Kami harap Semarang menjadi kota motocross di Indonesia,” katanya.

Dalam perhelatan kali ini, pihaknya akan mendatangkan 41 pebalap dari 16 negara.
Dia mengakui, Sirkuit BSB Mijen Kota Semarang teruji memiliki daya tarik cukup kuat bagi para pebalap international. “Salah satu sirkuit yang bisa digunakan jumping miring yang ada ya cuma di Semarang. Jadi kalau di sirkuit lain, jumpingnya lurus. Tapi kalau di Semarang bisa jumping miring. Tahun lalu peserta banyak yang jatuh. Tapi bagi pebalap motocross, jatuh itu normal. Justru menjadi tantangan tersendiri. Jangan disamakan pebalap baru, kalau medannya sulit nggak mau ikut. Apalagi bagi pebalap kejuaraan dunia, semakin sulit medannya semakin dicari,” katanya.

Namun demikian, Aksa mengakui event international ini cukup selektif. Pembalap Indonesia hanya dua orang yang bakal ikut berlaga. “Ada dua pebalap Indonesia yang akan ikut dalam event ini. Satunya di MXGP, satunya lagi di MX2, mereka latihannya di Eropa,” katanya.

Mengenai target penonton yang akan diunggulkan bisa mencapai 100 ribu orang dan mencetak rekor penonton terbanyak di dunia, Aksa mengaku optimistis. “Penggemar motocross Indonesia berada di Pulau Jawa. Kenapa memilih Semarang? Karena memang memiliki posisi strategis, yakni berada di tengah Pulau Jawa. Sebetulnya ada permintaan dari daerah lain, tapi kami pertimbangkan komitmen wali kota,” katanya.

Sehingga ia yakin MXGP kali ini akan mampu menyedot penonton cukup banyak. Apalagi harga tiket termurah hanya Rp 25 ribu. “Paling murah Rp 25 ribu. Paling mahal Rp 2,5 juta untuk dua hari, aksesnya bisa melihat paddock, bisa melihat bagaimana tim mekanik pebalap dunia memperbaiki motor. Karena itu membutuhkan skill tersendiri. Mereka betul-betul sangat memperhatikan presisi,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto