Tanpa konfirmasi audien, kamu tidak bisa terhubung dengan mereka. Bisnis hancur kalau konsumen kamu belum jelas.
Pembaca kamu bukan “semua orang”. Harus tersegmentasi, berdasarkan kriteria tertentu. Tidak ada tulisan untuk “semua orang”. Lakukan verifikasi sebelum menulis.
Versi Buruk Saya Kemarin
Pembaca (konsumen) kamu, versi buruk kamu kemarin.
Kemarin kamu mengalami trouble. Sekarang, kamu menuliskan cara mengatasi masalah itu, untuk pembaca. Kemarin kamu piknik dengan pengalaman menyenangkan, sekarang (hari ini) kamu menceritakan untuk mereka yang belum pernah ke sana. *) Dan ini berarti, kamu memberikan sesuatu yang bernilai untuk mereka.
Yang paling ampuh kalau kamu mau berbagi pengalaman. Tidak semua penulis bisa menerjemahkan kata “pengalaman” menjadi tulisan. Saya punya resep ampuh.
Kata “pengalaman” bisa terjemahkan ke dalam tulisanmu, menjadi 3 ungkapan: “Saya pergi ke..”, “Saya tahu..”, atau “Saya merasakan..”.
Semua tulisan bagus, yang membagikan pengalaman, selalu tentang 3 kata itu. Kamu menceritakan pernah ke mana, melakukan apa, itu berarti ” Saya pergi ke..”. Menuliskan tutorial, memberikan tips dan trik, itu berarti “Saya tahu..”. Kamu menceritakan makanan, layanan jual-beli, menghadapi anak rewel, susah move-on, malas menulis, itu berarti “Saya merasakan..”. Kamu bisa memicu empati pembaca dengan menceritakan pengalaman. Berita baiknya, ketiga hal di atas bisa kamu gabungkan.
Pertimbangkan, seperti apa kamu dulu, kemarin, seminggu yang lalu? Sambil memperbaiki versi dirimu yang sekarang, bagikan hal bernilai bagi orang lain. Pembaca/konsumen mau menerima kamu, jika mendapatkan “sesuatu”.
Siapakah kamu yang kemarin? Kamu kemarin adalah..
Kamu yang bermasalah. Menjawab persoalan. Browsing berjam-jam untuk menemukan 5 link download film. Melihat tempat bersejarah terabaikan. Bertemu kejadian mengejutkan. Mendapat pengalaman pahit. Menemukan arti kata. Mendengar lagu bagus. Mengetahui ternyata banyak orang salah tentang “ini”. Tidak ingin orang lain mendapatkan pengalaman buruk ketika mereka berpergian. Menyaksikan bisnis kawanmu gagal. Belajar 3 bulan marketing Instagram yang bisa kamu singkat dalam 2 minggu.
Ada banyak kesempatan melihat versi kamu sebelumnya.
Demografi, Psikografi
Ini 2 faktor kunci untuk mengidentifikasi pembaca.
Demografi bertanya, “Berapa umurnya? Lelaki atau perempuan? Mereka bekerja di mana?”. Kalau target pembaca tulisanmu ibu rumah tangga, coba lebih spesifik dalam demografi.
Tentukan psikografi pembaca dengan bertanya, “Emosi mereka bagaimana? Apa yang sangat mereka inginkan? Masalah apa yang membuat mereka tidak bisa tidur? Siapa yang mereka percaya? Apa yang ingin mereka capai dalam pekerjaan?”.

Biasanya, dalam bisnis, penentuan ini menggunakan: pain, gain, dan behaviors.
Saya menuliskan detail tentang ini dalam “Manajemen Media Online“. Menurut tulisan itu, ada 3 pertanyaan penentu dalam menciptakan pembaca: Apa masalah terberat mereka? Mereka ingin mencapai apa? Bagaimana perilaku mereka?
Punya Persamaan Masalah Negatif
Kreativitas membutuhkan pemicu. Pikiran aktif memberikan reaksi, kalau kamu picu dengan hal-hal “negatif”. Tentukan apa yang sangat tidak kamu sukai. Orang lain, yang ” seperti kita”, akan senang jika kamu beri informasi tentang masalah itu.
Buatlah daftar “apa saja yang membuatku marah”. Pikirkan, siapa saja yang mengalami ” seperti saya”? Itulah yang dirasakan (calon) pembaca kamu. Bertanya langsung, sangat ampuh.
“Mengapa kamu tidak suka penyanyi cover di YouTube? Bagaimana cara singkirkan iklan dari Android? Bagaimana mengatasi ” memori penuh” di Android.
Massa Kritis, dari 53 menjadi 5300
Mereka yang tahu akun media sosial kamu, yang sering kamu ajak berbicara, menunggu kamu, berani mengkritik secara terbuka, dan bersedia membahas tulisanmu.
Ini berarti, audien adalah sample yang spesifik.
Ambil lagi 1 orang, yang belum kamu kenal, jadikan pembaca kamu. Tambahkan 1 lagi di bulan berikutnya.
Mengapa hanya 1? Boleh 3 atau 5. Kamu hanya perlu mengambil sedikit, karena pengambilan ini acak.
Saya memiliki massa kritis. Jumlahnya, awalnya hanya 53 orang. Mereka ini pembaca yang sering “mempertanyakan” kemampuan saya.
Massa kritis ini.. Bertanya. Meminta. Mengalami kesulitan. Bermasalah. Memiliki kawan lain, yang tidak saya kenal. Penyaksi awal bagaimana saya membangun komumitas pembaca. Dan mereka berkembang dari 53 menjadi 530 kemudian menjadi 5300. Yang sebagian besar tidak saya kenal, namun masuk ke dalam cara saya menentukan “siapa pembaca saya”.
Selama menulis, ingatlah selalu. Berikan sesuatu yang menurutmu sekarang bernilai, terbaik untuk mereka.
Apa yang kamu tuliskan, bukanlah satu-satunya tulisan yang mereka baca. Mereka bisa meninggalkan tulisanmu kapan saja. Itu sebabnya, tingkatkan selalu kualitas. Dengarkan apa kata mereka.
Cara ini bukan hanya untuk menentukan pembaca. Mungkin kamu pekerja kreatif, menjual layanan, memiliki produk, mencari konsumen, kamu bisa gunakan cara di atas. [dm]