in

Terlambat Mengetahui 13 Hal Ini, Hidup Bisa Kacau

Hidup orang bisa berubah arah, menjadi kacau, hanya karena terlambat mengetahui hal-hal yang sebenarnya sudah di depan mata.

ilustrasi perempuan terlambat tahu
(Credit: Nadia Bormotova)

Pada suatu hari, seorang lelaki tua memberikan nasehat kepada saya, “Jangan terlalu percaya pada apa yang dianggap baik atau buruk oleh kebanyakan orang. Saya terlambat mengetahui ini.”.

Yang mengejutkan bagi saya, kalimat tersebut sebenarnya sangat biasa, namun di sana ada “pengakuan”. Atau malah kesaksian.

Itu bukan nasehat untuk saya. Lebih dari 27 tahun yang lalu, saya punya quote yang lebih baik, dari Buddha proverb.

Bukan masalah baik atau buruk, saya tertarik bagaimana lelaki tua ini mengakui hal yang terlambat dalam hidupnya. Akhirnya, saya tertarik membuat “reminder” untuk kawan-kawan saya, yang berisi hal-hal yang terlambat diketahui kebanyakan orang.

Dalam kehidupan sehari-hari, di sekitar saya, terjadi keterlambatan. Banyak orang terlambat mengetahui, bahwa “strategi mengambil keputusan” itu kemampuan yang sangat langka. Salah mengambil keputusan, misalnya ketika berurusan dengan langkah bisnis dan pinjaman di bank, seseorang bisa merugi dan menghabiskan waktunya hanya untuk membayar hutang mereka kepada bank.

Ada lagi, keterlambatan mengetahui kepribadian pasangan mereka, padahal pernikahan sudah terjadi, akhirnya tahun-tahun hubungan yang semula penuh cinta, ternyata menjadi urusan penyelesaian masalah dan sering terjadi penyesalan.

Banyak anak kawan-kawan saya, yang sebenarnya orang tua mereka sangat berpengalaman dan ahli di bidang tertentu, namun ada kesenjangan, di mana anak-anak itu terlambat mengetahui bahwa orang tua mereka pintar, bisa menjadi tempat andalan belajar.

Berikut ini beberapa hal yang terlambat diketahui kebanyakan orang dalam hidup mereka.

Takut menggunakan imajinasi mereka.

Tidak merasa bisa kreatif. Membiarkan hal-hal berjalan sebagaimana adanya.

Mimpimu tidak berarti bagi orang lain.

Hanya kamu sendiri yang bisa menghargai dan meraih mimpi kamu sendiri.

Pertemanan itu relatif.

Bergantung pada kapan dan dalam konteks apa. Ketika kamu bergerak, prioritas kamu berubah. Begitu pula, pertemanan kamu pasti berubah.

Semakin menua, potensi kamu seharusnya semakin baik.

Kamu dulu tidak seperti kamu sekarang. Dulu kamu tidak bisa membaca, lalu bisa membaca. Dulu tidak berani, sekarang lebih berani. Masalahnya, apakah kamu berhenti atau tidak?

Miliki spontanitas.

Jangan selalu pada jalurnya. Sesekali, ubah rute kamu. Sesekali, ubah rutinitas kamu.

Mengapa kamu melupakan rasanya?

Kamu pernah menyentuh air laut, dan bisa menceritakan itu, tetapi apakah rasanya sama seperti sekarang? Lakukan lagi. Buatlah kamu terhubung lagi. Dengan inderamu dari masa lalu. Kalau kamu pernah ke laut, diajak piknik di masa kecil, datanglah ke laut lagi agar kenanganmu tidak hanya di pikiran. Buatlah seluruh inderamu ikut merasakan.

Banyak orang tidak melakukan apa yang mereka cinta.

Mereka banyak yang “terpaksa” melakukan, “dituntut” melakukan. Bukan karena keinginan mereka sendiri. Karena mereka tidak cukup-keras memperjuangkan itu. Satu-satunya jebakan paling tak-nyata, berasal dari dalam pikiranmu, bahwa kamu tidak bisa, tidak layak, tidak akan mencapai itu.

Banyak orang berhenti membaca, setelah keluar dari sekolah.

Mengapa kebiasaan baik ini mudah bergeser? Siapa yang mengizinkan kamu tidak lagi membaca sesering dulu ketika masih di sekolah?

Orang lebih suka berbicara lebih banyak daripada mendengarkan.

Saya sering melihat dua orang berbicara bergantian. Saya jarang melihat ada 1 orang yang mau mendengarkan. Kebanyakan orang, mendengarkan untuk menunggu kesempatan memberikan komentar. Mereka tidak mendengarkan untuk memahami dan ber-empati terhadap pembicaraan orang lain.

“Sukses” itu relatif.

Dan “relatif” artinya berhubungan dengan hal lain. Sukses saya, berbeda dari sukses menurut ukuran kamu. Tentukan, seperti apa sukses itu menurutmu.

Potensi kamu baru muncul kalau kamu tahu bagaimana kamu mengenal dirimu.

Kalau kamu tidak segera mengenal dirimu, kamu akan terlambat menemukan potensimu. Kalau kamu tidak mengakui potensimu, kamu tidak akan berani memulai mengembangkan potensimu.

Semua orang yang kamu ragukan akan selalu kembali di dekatmu.

Mereka yang pernah melukai kamu, akan meminta pertolonganmu. Mereka yang pernah menolakmu, akan meminta maaf dan ingin kamu menerimanya. Fokus. Jika kamu fokus ataupun tidak, orang lain tetap akan datang kepadamu. Fokus, lebih penting daripada menunjukkan betapa mereka ini bersalah di masa lalu kamu.

Jalankan apa yang cocok dan berhasil bagimu.

Kalau nggak “work”, tinggalkan. Jangan berdasarkan apa yang kamu percaya. Kamu tidak percaya kalau belajar itu bisa membuatmu cerdas, lalu kamu memilih aktivitas bukan-belajar agar bebas, namun ternyata bukan-belajar itu tidak berhasil untuk menghadapi hidup kamu.

Kamu bisa menyusun daftarmu sendiri, berapapun usia kamu sekarang. [dm]