Pasangan calon bupati dan wakil bupati Boyolali, Marsono dan Syaifulhaq Mayyazi, telah menyusun visi dan misi yang mencerminkan aspirasi warga Boyolali, dengan dukungan masukan dari para ahli yang berkompeten di bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, dan teknologi. Diskusi intens dengan tim pemenangan dan konsultasi dari para pakar memastikan bahwa rencana mereka tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan nyata masyarakat.
Calon bupati dari PDI-P, Marsono, menegaskan bahwa visi mereka terinspirasi langsung dari mendengarkan suara masyarakat dan mengintegrasikannya dengan pandangan para ahli. “Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil benar-benar menjawab kebutuhan Boyolali saat ini dan di masa depan,” ujarnya. Hal ini mencerminkan komitmen pasangan ini untuk mengatasi tantangan di Boyolali melalui pendekatan yang inklusif dan berbasis data.
Pasangan tersebut mengusung lima pilar pembangunan utama dalam kampanye mereka. Lima pilar tersebut adalah:
- Transformasi Sosial melalui SDM Unggul
- Peningkatan Kualitas Infrastruktur
- Pembangunan Ekonomi Inklusif Berbasis Potensi Lokal
- Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Akuntabel
- Lingkungan Hidup Berkelanjutan
Marsono menjelaskan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan sebagai strategi utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. “Membangun itu kan dari manusianya dulu dan untuk manusia. Human resource yang kuat kita bangun dari pendidikan. Program seperti ‘Sekolah Gampang’ dan ‘Beasiswa Pendidikan’ akan memastikan semua anak Boyolali memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas,” katanya. Pendidikan yang baik adalah fondasi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Syaifulhaq Mayyazi, calon wakil bupati, juga menyoroti pentingnya infrastruktur. Dia menambahkan bahwa infrastruktur yang baik adalah fondasi bagi pertumbuhan ekonomi. “Dengan proyek ‘Boyolali Jalan Mulus’ dan ‘Air Bersih Mudah’, kami berupaya memastikan bahwa semua masyarakat Boyolali dapat menikmati fasilitas dasar yang memadai dan merata,” tambahnya. Infrastruktur yang memadai mendukung mobilitas warga dan merangsang aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi lokal Boyolali juga menjadi prioritas. Marsono menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal dengan rencana untuk mengoptimalkan Boyolali sebagai pusat pertanian dan perikanan. “Program ‘Boyolali Ramah Investasi’ dan ‘Menciptakan Wirausaha Muda’ akan membuka peluang bagi masyarakat untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal,” ujarnya. Pemanfaatan potensi lokal dapat meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Syaifulhaq juga menjelaskan fokus mereka pada pemerintahan yang transparan dan berintegritas. “Inisiatif seperti ‘Kependudukan Sat Set!’ akan mempermudah layanan publik, sementara ‘ASN Luwes Bekerja’ dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan ASN,” jelasnya. Transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik tetapi juga memastikan bahwa kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat.
Marsono menekankan komitmen mereka terhadap lingkungan dengan program ‘Ruang Terbuka Hijau Baru’ dan ‘Satu Kecamatan Satu Pengolahan Sampah’. “Kami bertekad menciptakan lingkungan yang bersih dan mendukung keberlanjutan ekonomi melalui pendekatan ekonomi sirkular,” tegasnya. Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan aset penting bagi Boyolali, terutama dalam menjaga kualitas hidup dan mendukung sektor pariwisata lokal.
Dalam konteks lebih luas, visi dan misi Marsono-Syaifulhaq dapat dilihat sebagai upaya untuk menjawab tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial. Dengan pendekatan berkelanjutan dan inklusif, pasangan ini menunjukkan bahwa pembangunan daerah dapat dilakukan tanpa mengorbankan lingkungan atau meninggalkan kelompok masyarakat tertentu.
Pendekatan mereka yang melibatkan para ahli menunjukkan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada bukti dan analisis yang solid. Ini penting dalam era informasi, di mana kebijakan yang efektif harus didukung oleh data yang akurat dan solusi yang inovatif. Rencana mereka tidak hanya relevan untuk Boyolali tetapi juga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Pasangan ini juga mengutamakan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan bekerja sama, mereka berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi semacam ini dapat memperkuat kapasitas lokal dan mendorong inovasi yang berkelanjutan.
Visi dan misi Marsono-Syaifulhaq, yang berdasarkan pada kebutuhan dan aspirasi nyata masyarakat Boyolali, menunjukkan komitmen mereka untuk memimpin dengan integritas dan keberlanjutan. Dengan fokus pada pendidikan, infrastruktur, ekonomi lokal, tata kelola pemerintahan, dan lingkungan hidup, mereka menawarkan strategi komprehensif untuk membangun Boyolali yang lebih baik dan berdaya saing. [red]