in

Sumur Tua di Kota Lama Diduga Cagar Budaya, BPCB Minta Dikembalikan ke Bentuk Semula

Kondisi terkini sumur tua di Kota Lama Semarang tertutup beton. (baihaqi/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah meminta agar sumur tua di dekat Taman Srigunting Kota Lama Semarang dikembalikan ke bentuk semula.

Dulunya mulut sumur artesis itu dibiarkan terbuka dan semua orang bisa mengambil air dengan cara menimba. Saat ini kondisi mulut sumur ditutup beton.

Pamong Budaya Ahli Madya BPCB Jateng Riris Purbasari menilai, penutupan mulut sumur tersebut menyalahi prinsip pelestarian, meskipun mungkin niatnya baik.

Kata dia, sumur di dekat Taman Srigunting tidak boleh dirombak sembarangan karena diduga merupakan struktur cagar budaya. Istilahnya objek yang diduga cagar budaya (ODCB).

“Dianggap ODCB karena: (1) belum ditetapkan secara individu sebagai struktur cagar budaya, (2) berada di situs cagar budaya Kota Lama Semarang,” ujar Riris, Rabu (20/7/2022).

Dia menjelaskan, objek yang diduga cagar budaya harus diperlakukan sama seperti cagar budaya yang pada prinsipnya mempertahankan keaslian bentuk, bahan, tata letak, atau teknologi pengerjaannya.

“Sehingga pengembalian ke bentuk semula sesuai data yang ada memang sudah kami rekomendasikan dan sedang dalam tahap perencanaan revitalisasi oleh BPK2L,” tuturnya.

Rekomendasi Penanganan

Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita G Rahayu mengaku sudah mendapat surat dari BPCB Jateng tentang rekomendasi penanganan sumur tua yang konon sudah berusia lebih dari 180 tahun.

Sebenarnya, berdasarkan informasi yang diterima, penutupan sumur dengan beton niat awalnya untuk mencegah masuknya kotoran agar kebersihan sumur tetap terjaga. Namun, ternyata menyalahi prinsip pelestarian.

Kini, Hevearita alias Ita yang juga Wakil Wali Kota Semarang itu menegaskan bakal mengembalikan kondisi sumur ke bentuk asalnya, dengan kata lain membongkar beton penutup.

“Jadi nanti kami perbaiki, bersama Dinas Perkim untuk mengembalikan fungsinya atau mengembalikan bentuk aslinya. Tapi mungkin ditutupinya, kalau ini kan beton, (ke depan) ditutupinya dengan model kayu,” jelasnya.

Butuh Kajian

Kondisi sumur tua di kawasan Kota Lama Semarang tampak tertutup rapat sehingga tak terlihat bibir sumurnya. (baihaqi/jatengtoday.com)


Menurut penjelasan Riris dari BPCB Jateng, perlu beberapa tahapan untuk menentukan status sumur di Taman Srigunting Kota Lama, apakah bisa ditetapkan sebagai cagar budaya atau tidak.

Tehapannya, objek yang diduga cagar budaya perlu dikaji oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) di tingkat kota atau kabupaten.

Jika yang diteliti termasuk cagar budaya, maka TACB nantinya menyusun rekomendasi cagar budaya untuk ditetapkan oleh kepala daerah.

Saat dikonfirmasi terkait pengkajian sumur di Kota Lama, Ketua TACB Kota Semarang Ufi Saraswati mengatakan bahwa diperlukan data yang akurat untuk menetapkan sebagai cagar budaya.

Namun, Ufi menyinggung soal minimnya data. “Kalau datanya minim mana bisa dikaji untuk diukur nilainya?” tanya dia balik.

Sudah Lama Jadi Sorotan

Sumur tua di Kota Lama Semarang yang didekatnya dibangun toilet umum kini kondisinya ditutup beton sampai tak terlihat lagi bibir sumurnya. (baihaqi/jatengtoday.com)


Keberadaan sumur tua di Kota Lama Semarang sudah cukup lama menjadi sorotan. Pada Mei 2019 silam banyak orang yang memprotes karena di dekat sumur dibangun toilet umum.

Bahkan, saat itu sempat ada aksi penolakan pembangunan toilet. Mereka khawatir keberadaan tangki septiknya (saptic tank) hanya berjarak sekitar dua meter dari bibir sumur akan mencemari dan mengganggu keberadaan sumur.

Akhirnya, toilet umum tersebut tetap dibangun. Pemerintah berdalih keberadaan toilet tidak akan mencemari air sumur karena memakai sistem biopori. Apalagi ada tangki septik yang akan mencegah limbah terserap ke tanah.

Kegaduhan soal sumur di Kota Lama Semarang kembali terjadi saat Kotta Hotel Semarang menutupnya dengan beton pada awal April 2022.

Koordinator Komunitas Penggiat Sejarah (KPS) Semarang Rukardi Achmadi menduga perbuatan itu sebagai upaya privatisasi air sumur yang notabene dibangun untuk kepentingan publik.

Rukardi bersama tim bahkan menemukan instalasi pipa dari hotel yang masuk ke dalam sumur. Dia khawatir air dikuasai pihak tertentu yang lebih banyak, lalu publik hanya diberi sedikit lewat pompa.

Namun, itu sudah dibantah. Manajemen Kotta Hotel menyebut instalasi pipa akan digunakan apabila ada keperluan seperti menguras sumur. Operasional hotel murni menggunakan air PDAM.

Masih Tertutup Beton

Kondisi terkini sumur tua di Kota Lama Semarang tertutup beton. (baihaqi/jatengtoday.com)


Berdasarkan pantauan di lokasi pada 18 Juli 2022, sumur kuno di Kota Lama Semarang kondisinya masih tertutup beton. Karena beton belum dibongkar, maka air sumur tidak bisa diakses publik.

Penutupan muka sumur ini dilakukan oleh Kotta Hotel Semarang. Secara fisik, keberadaan sumur memang tepat di tengah-tengah antara Taman Srigunting dengan lahan hotel.

Meskipun dicor beton, air sumur sebenarnya masih sempat bisa diakses. Sebab, pada 12 April 2022 pihak hotel telah memasang pompa ungkit agar masyarakat bisa mengambil air dengan mudah.

Namun, tak lama setelah penutupan sumur menuai polemik, ternyata pompa ungkitnya dicopot. Menurut informasi warga sekitar, sejak ditutup tidak ada lagi orang yang mengambil air sumur. (*)

editor : tri wuryono