SEMARANG (jatengtoday.com) — Di kawasan Kota Lama Semarang terdapat sumur tua yang mempunyai peran penting dalam perjalanan sejarah Semarang. Sumur yang konon berusia lebih dari 180 tahun itu terletak di pinggiran Taman Srigunting.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, alih-alih dirawat, sumur tersebut kondisinya kian memprihatinkan.
Pada tahun 2019 lalu, di dekat sumur akan dibangun toilet umum yang septiktanknya hanya berjarak sekitar 3 meter dari sumur. Meskipun sempat diprotes banyak pihak, tetapi toilet tetap dibangun.
Baca Juga: Masyarakat Kecam Pembangunan Toilet di Dekat Sumur Bersejarah di Kota Lama
Pada tahun 2022 ini semakin miris karena sumur justru ditutup beton.
Untuk diketahui, bibir lubang sumur bersejarah itu berada di tengah-tengah antara Taman Srigunting dengan Hotel Kotta yang saat ini masih proses pembangunan.
Dulu, setengah bibir sumur itu terbuka sehingga airnya bisa diambil oleh masyarakat umum.
Namun, berdasarkan pantauan pada Senin (11/4/2021), sumur yang kabarnya tak pernah kehabisan air itu benar-benar ditutup rapat, hanya tersisa lubang kecil yang saat ini belum diketahui kegunaannya.
Menurut informasi, yang menutup sumur adalah pihak hotel. Hanya saja belum ada yang bisa dikonfirmasi. Di lapangan hanya ada pekerja bangunan hotel yang tidak tahu siapa pemiliknya.
Koordinator Komunitas Penggiat Sejarah Semarang (KPS) Rukardi Achmadi menyayangkan ditutupnya sumur bersejarah tersebut.
“Padahal, sumur itu pada awalnya dibangun untuk kepentingan publik. Kemarin kami lihat kok ditutup, ada apa ini?” kritik Rukardi.
Pemerhati Sejarah Kota Semarang Tjahjono Rajardjo menambahkan, sesuai catatan sejarah, sumur di Taman Srigunting (dulu Paradeplein) dibangun pada tahun 1841. Kedalamannya mencapai 71 meter.
Sumur tersebut menyediakan air minum yang melimpah dan berkualitas tinggi. Tidak hanya dimanfaatkan penduduk kota, tetapi juga untuk kapal-kapal yang bersandar di dermaga dekat kawasan ini. (*)
editor : tri wuryono