SEMARANG, jatengtoday.com – Serapan anggaran yang digagas Pemkot Semarang tahun ini tergolong menghawatirkan. Sebab, hingga awal triwulan terakhir ini belum tembus 50 persen.
Data itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) intern di kantor Wali Kota Semarang, Rabu (18/10/2017). Kepada awak media, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku telah mengecek satu per satu program masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Di serapan anggaran ini kami masih sangat lemah, karena di bawah 50 persen. Kenapa belum terserap, ya saya panggil satu per satu kenapa belum menyerap anggaran,” katanya.
Baru diketahui bahwa ada dokumen yang kontraknya masih dalam proses. Ada juga yang sudah oke, tapi penyerapan anggarannya baru bisa dilaksanakan akhir tahun. “Memang ada beberapa proyek besar yang baru bisa diserap anggarannya pada Desember. Sehingga lompatannya belum signifikan. Tapi kalau capaian fisiknya, kami sudah di atas provinsi maupun nasional, yakni 72 persen,” bebernya.
Mengenai capaian fisik, Hendi optimistis bisa lebih baik dari tahun lalu. Tapi dia meminta kepada jajarannya agar penggarapan fisil diimbangi dengan serapan anggaran.
Menurutnya, hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana mewujudkan mimpi besar mengenai pengembangan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Misalnya mengenai pembebasan lahan, terutama wilayah Tugu-Mangkang yang rencananya untuk Semarang Outer Ring Road (ORR). Begitu juga dengan rencana realisasi Simpang Lima II. Termasuk polder di wilayah timur bisa segera selesai. “Itu sudah mulai proses, tinggal menunggu penyelesaian. Saya cek satu per satu,” tegasnya.
Hendi mengaku harus telaten menguliti program satu per satu. Dengan begitu, dia bisa tahu mana OPD yang perlu diacungi jempol. “OPD mana yang ‘leda-lede’ saya kasih masukan, OPD mana yang hanya ‘siap-siap’ saja saya cari tahu supaya saya dan teman-teman yang ada di sekitarnya ini bisa kasih solusi. Tapi kalau nggak bisa dan hanya bilang ‘siap’, tahu-tahu sudah bulan November-Desember baru bilang pak saya nggak bisa mengerjakan ini kan nggak ketututan. Sehingga saya rasa, gayanya berbeda-beda. Saya berharap ada sikap profesional dari teman-teman untuk bekerja sesuai dengan tupoksi masing-masing,” paparnya. (*)
Editor: Ismu Puruhito