in

Sapi di TPA Jatibarang Bikin Semarang Gagal Raih Adipura

SEMARANG (jatengtoday.com)Kota Semarang gagal meraih penghargaan Adipura pada 2018 lalu. Penyebabnya, karena masih ditemukan adanya sapi yang makan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang.

Berdasarkan data penilaian Adipura dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Semarang hanya berhasil meraih nilai 66,16 di bidang TPA pada penilaian Pemantauan Verifikasi (PV).

“Memang penyebab utamanya nilai TPA yang buruk. Kemungkinan karena masih ada sapi-sapi yang mencari makan di situ. Seharusnya tidak ada makhluk hidup (hewan) di situ,” ucap Kepala DLH Kota Semarang, Muthohar saat Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Lindu Aji Institute, Jumat (15/2/2019).

Dalam diskusi yang mengangkat tema “Semarang Tanpa Adipura, Kenapa?” Itu diketahui banyaknya warga yang melepas sapi untuk mencari makan di timbunan sampah membuat penilaian Adipura di sektor TPA sangat rendah.

Muthohar mengungkapkan, pengelolaan sampah di lahan seluas 46 hektar sebenarnya sudah cukup baik. Pemanfaatan bio gas bagi warga hingga berbagai alternatif sumber energi yang baru juga masih terus berjalan.

Warga yang memiliki sapi juga sudah dilarang untuk melepas ternaknya di area TPA. Karena itu pihaknya optimistis Kota Semarang mampu kembali meraih Adipura. Terlebih, saat ini Pemkot Semarang telah menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Jatibarang.

“Soal sapi sekarang sudah tidak ada yg mendekat, sampah di Jatibarang ditutup membran untuk PLTSa, sapi hanya mendekat di sampah yang baru datang, itupun makan sampah organik,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Aktivis Lingkungan, Sukarman menjelaskan, pengelolaan sampah sudah menjadi masalah klasik yang hingga kini belum mendapat solusi. Menurutnya, karena regulasi yang kurang tepat dan berdampak pada pencemaran di Kota Semarang.

“Misalnya perizinan industri, apakah sudah sesuai dengan tata ruang? Lalu soal kenapa tidak ada kebijakan minimarket tidak memakai plastik?” tegasnya.

Sukarman pun berharap Pemkot Semarang lebih fokus dalam penanganan sampah. Menurutnya Banyak program-program yang bisa dilakukan dengan melibatkan langsung masyarakat.

Untuk diketahui, pada penilaian Adipura 2017-2018 Pemkot semarang hanya memperoleh nilai rata-rata PV 73,35. Selain TPA, pengelolaan pasar terminal dan pantai masih menyandang nilai yang sangat rendah. (*)

editor : ricky fitriyanto