SEMARANG (jatengtoday.com) – Ganjar mampir ke Gedung Monod Diephuis, yang juga kantor redaksi jatengtoday.com, setelah gowes keliling Kota Semarang. Di sana, politikus PDI Perjuangan ini diminta menjadi model untuk dilukis.
Layaknya model profesional, Ganjar tampak duduk tenang dengan sesekali mengeluarkan ekspresi di antara seniman lukis. Ada raut lelah di wajahnya karena dia tiba di lokasi setelah gowes.
Pelukis yang sudah siap dengan “senjata” masing-masing langsung tancap gas usai Ganjar berpose. Maklum, waktu yang disediakan untuk menggoreskan pensil di sketchbook hingga jadi wajah sang gubernur cuma 15 menit.
Karena diisi beragam seniman lukis dari pemula hingga profesional, hasilnya pun beragam dengan ciri keunikan masing-masing. Founder Orart-Oret, Dadang Pribadi mengatakan, acara ini merupakan jadwal rutin komunitasnya dan diberi label “Klub Potret”. Kegiatan tersebut selalu diikuti tidak kurang dari 200 seniman lukis dan diselenggarakan tiap bulan.
“Kita mencoba menggambar wajah tokoh-tokoh publik di Semarang dan di Jawa Tengah. Model nanti akan di-sketch langsung dengan gaya masing-masing pelukis. Kebetulan ini pas dengan momentum ulang tahun Orart-Orert yang ke-8 kami undang Pak Ganjar,” katanya.
Selesai menggambar sketsa wajah, para pelukis yang telah beraksi segera mengerumuni Ganjar agar membubuhkan tanda tangan pada karya mereka. Ganjar mengatakan, mestinya kegiatan seperti ini diadakan setiap minggu.
Karena menurut Ganjar, pembangunan fisik Kota Lama harus diimbangi dengan pembangunan spirit. Tujuannya agar pesona kawasan yang penuh gedung bersejarah tersebut benar-benar kuat.
“Saya punya obsesi besar acara ini tidak hanya event tahunan atau bulanan, tapi saya minta mingguan. Mudah-mudahan seni semakin boom,” katanya.
Seperti saat membuka Festival Kota Lama, Jumat (21/9/2018), Ganjar menegaskan pentingnya tiupan roh di Kota Lama. Seniman, orang yang sangat tepat untuk melakukan itu. Sehingga semakin banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
“Tolong kecantikan fisik (Kota Lama) ini diisi dengan ruhnya. Ruhnya adalah aktivitas, karya, semua produk yang dibuat oleh manusia untuk menggembirakan hati. Teman-teman bisa menggambar sketsa, pantomim, deklamasi, nari, macam-macam,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto