SEMARANG (jatengtoday.com) – Puluhan komunitas mengikuti Lomba Lukis Becak. Kegiatan tersebut berlangsung di halaman Gedung Monod Diephuis & Co, Kota Lama Semarang, Sabtu (14/9/2019) siang.
Pantauan di lokasi, becak-becak yang biasanya mangkal di berbagai tempat, berkumpul dan berderet di sepanjang Jalan Kepodang. Wisatawan silih berganti memadati area, sembari sesekali terlihat mengabadikannya melalui ponsel.

Menurut Ketua Panitia Lomba, Tjahjono Rahardjo, peserta yang lolos tahap pendaftaran sebanyak 25 tim, tetapi satu tim berhalangan hadir. Masing-masing tim terdiri 3-5 orang.
Dia menyebut, beberapa tim yang turut serta yakni Komunitas Seni Rupa Grobogan, Komunitas Pecinta Sejarah dan Budaya Semarangan, Komunitas Walang Kekek, Suntuy Art Community, Woman Painter Community, Komunitas Omah Sketsa Universitas PGRI Semarang, dan Komunitas Dinyo Uyee.
Ada pula tim dari Teater Beta UIN Walisongo Semarang, Kuass SMAN 2 Semarang, siswa SMK 2, Komunitas Palipuro, Sangkatama, Dewt, Art Jowo, Walang Kekek, Bring No Clan, Bojong 143, The Brotos, Konsep, Paseban, serta Mixed Team.
Menurut Tjahjono, kegiatan lomba ini tidak dipungut biaya sepeser pun. “Pokoknya kami sudah menyediakan becak yang mau dilukis. Alat-alat lukisnya juga sudah disedikan. Peserta tinggal datang saja ke sini,” ujarnya.
Dia melanjutkan, becak yang dilukis tersebut adalah milik para penarik becak yang biasa mangkal di kawasan Kota Lama. Sehingga, imbuh Tjahjono, kegiatan ini sekaligus membantu para pemilik becak yang kendaraannya cenderung kurang terawat.
Salah satu peserta, Ubaidillah Maimun dari Komunitas Dinyo Uyee mengaku senang bisa mengikuti Lomba Lukis Becak. Pasalnya, selain bisa menyalurkan hobi, juga turut serta berkontribusi dalam kegiatan sosial.
“Ya senang lah. Kami memang sering mengikuti kegiatan-kegiatan. Tapi baru kali ini ikut Lomba Lukis Becak,” ucap Ubaidillah yang datang bersama Wawan Supriyono dan Muhamad Anshori.
Bahkan, ia tak menyangka, begitu tim juri mengumumkan, ternyata karya timnya terpilih sebagai Juara 1.
Meskipun juara, kata Ubaidillah, timnya sebenarnya tidak mengerti detail tentang seni. Namun, berkat keuletan dan semangatnya, akhirnya bisa menghantarkan menjadi juara.
“Ya alhamdulillah bisa menang. Tadi kami nampilin ikon-ikon dari Kota Lama. Bangunannya kami lukis di beberapa bagian becak,” jelas Ubaidillah.
Karisma Fajarinanda dari komunitas Palipura juga mengaku bahagia. Sebab, hasil karya timnya yang beranggotakan 5 orang bisa meraih Juara 2.
Menurut Karisma, gaya lukis yang diusung adalah realis. Kemudian, karena ketentuan lomba harus melukis yang mengandung unsur Kota Lama, maka pihaknya menuangkan beberapa gedung-gedung tua.
“Tadi ada Gedung Spiegel dan macem-macem, yang dicampur dengan berbagai motif. Pokoknya seneng lah, perjuangan belepotan cat sambil panas-panasan nggak sia-sia. Seru banget pokoknya,” cerita Karisma.
Juara 3 Lomba Lukis Becak adalah tim Omah Sketsa dari Upgris Semarang. Pada lomba serupa di tahun sebelumnya, komunitas ini juga telah meraih juara.
Sementara untuk Juara Harapan 1 diraih oleh tim Woman Painter Community. Disusul tim Paseban untuk Juara Harapan 2. Sedangkan Juara Harapan 3 disabet tim Art Jowo. Tim yang menang diberi uang pembinaan total Rp 5 juta. (*)
editor : ricky fitriyanto