SEMARANG (jatengtoday.com) – Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Geografi Kebencanaan Unnes, Prof Erni Suharini menilaimasyarakat masih lemah dalam menghadapi bencana banjir. Padahal, Indonesia memiliki ancaman banjir sangat tinggi.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan rendahnya pendidikan, belum matangnya pola pikir menggunakan informasi ilmiah, mudah terpengaruhi berita hoax, dan cenderung mengikuti pergerakan mayoritas tanpa konsensus yang jelas.
Bahkan, kata Prof Erni, beberapa kasus menunjukkan lemahnya masyarakat dalam menghadapi banjir juga dijumpai pada masyarakat yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi tapi lemah dalam hal literasi.
“Itu bukti betapa pentingnya literasi di kalangan masyarakat,” ujar Prof Erni saat membacakan orasi ilmiah dalam pengukuhannya sebagai guru besar Unnes, Rabu (24/2/2021).
Dia menjelaskan, literasi berperan penting dalam membangun sensitivitas dalam menilai kompleksitas pengetahuan dan kondisi lingkungan sekitar. Era digital saat ini menjadi momentum yang tepat dalam mengembangkan literasi literasi kebencanaan.
Ketangguhan dalam menghadapi banjir perlu dibangun secara individu serta kelompok. “Salah satu kelompok yang berperan strategis dalam membangun masyarakat tangguh bencana adalah milenial,” papar Prof Erni.
Fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa generasi milenial di Kota Semarang yang terdampak banjir memiliki kepekaan. Yakni kepekaan dalam kegiatan rehabilitasi lingkungan dan perbaikan penanganan bencana yang telah dilakukan.
“Secara keseluruhan, begitu mereka menghadapi situasi bencana, besar kemungkinan pemuda akan memiliki tindakan penanggulangan bencana yang tinggi,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto