in

BMKG Optimalkan Teknologi Modifikasi Cuaca Antisipasi Bencana Hidrometeorologi di Jawa Tengah

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang selama periode pancaroba.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meninjau banjir yang melanda wilayah Semarang dan sekitarnya. (foto: dokumentasi BMKG)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus menggencarkan langkah antisipatif melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Hal ini dilakukan sebagai respons atas cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, banjir di Semarang dan sekitarnya dipicu oleh curah hujan tinggi dan intensitas yang tidak merata. Akibatnya, kapasitas sungai yang tidak lagi mampu menampung debet air akhirnya meluap dengan amplifikasi banjir yang meluas terjadi setelah curah hujan ekstrem pada 13 Maret 2024.

Pada periode tersebut berdasarkan catatan BMKG, curah hujan mencapai 238 mm atau masuk ke dalam kategori ekstrem. Faktor tanggul jebol akibat debet air yang tinggi harus direspon sebagai ancaman serius bagi warga setempat khususnya mereka yang berada di wilayah Kabupaten Demak.

“TMC dilakukan di wilayah Semarang dan sekitarnya untuk memicu hujan turun sebelum mencapai pemukiman penduduk,” kata Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Kesiapan dan Penanganan Bencana di Wilayah Jawa Tengah, Senin (18/3/2024).

Lebih lanjut, BMKG secara berkala terus memberikan informasi terkini mengenai prakiraan cuaca di wilayah Jawa Tengah. Informasi ini dapat digunakan dan dimonitoring secara terus menerus dan bisa dijadikan acuan dalam kesiapan dan penanganan bencana.

Gelombang Rossby Ekuator

“Aktifnya gelombang Rossby Ekuator dan MJO berada di kuadran 4 mendukung potensi pembentukan awan konvektif dan juga adanya siklon bibit tropis yang meningkatkan pembentukan awan cumulonimbus dengan potensi hujan intensitas sedang – lebat yang berlangsung lama disertai petir dan dapat disertai dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah,” ungkap Dwikorita dalam keterangan tertulis BMKG.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang selama periode pancaroba. Masyarakat juga bisa melihat informasi di InfoBMKG untuk memantau peringatan dini cuaca ekstrem agar dapat mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Kepala BMKG juga melakukan kunjungan ke daerah terdampak banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya, khususnya di Kabupaten Jepara dan Demak.

“BMKG berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan informasi cuaca guna mendukung upaya mitigasi bencana dan pengambilan keputusan yang lebih baik di tingkat lokal maupun nasional,” demikian Dwikorita. (*)

Tri Wuryono