SEMARANG (jatengtoday.com) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kembali mengingatkan warga mengenai situasi Covid-19 beserta dampak yang terjadi. Sejauh ini, Kota Semarang yang telah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19 ini masih menunjukkan tren kenaikan.
Praktis, berbagai aktivitas masyarakat di berbagai bidang terkena dampak. Pemkot Semarang pun mengeluarkan sejumlah kebijakan sebagai upaya memutus mata rantai atau meminimalisasi penyebaran pandemi ini.
“PKL (pedagang kaki lima) semakin berkurang pendapatannya, ojek online, bahkan tadi pagi ada kawan-kawan dari perhotelan yang bercerita ada sekitar 500 karyawan dirumahkan dari 11 hotel yang tutup,” kata Hendi sapaan akrabnya, Selasa (6/4/2020).
Hendi mengingatkan, bahwa Covid-19 merupakan persoalan serius. “Kami berharap warga Kota Semarang yang masih banyak beraktivitas di luar rumah, agar semakin paham dan mengerti bahwa persoalan Covid-19 ini sekali lagi tidak bisa disepelekan. Mari kita sikapi dengan memutus mata rantai, jangan ketemu siapa-siapa kalau itu tidak penting,” katanya.
Dia menjelaskan, penanganan Covid-19 di Kota Semarang, hingga Selasa (6/4/2020), ada 6 pasien positif, sembuh. Yaitu 4 pasien di RSUD KRMT Wongsonegoro, 2 pasien di RSUP Dr Kariadi.
“Tetapi tren di Kota Semarang semakin naik. Hingga hari ini ada 57 orang yang dinyatakan positif Covid-19. 15 orang meninggal, 12 di antaranya merupakan warga Kota Semarang, 3 orang berasal dari luar Kota Semarang,” katanya.
Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 168 orang, 123 orang di antaranya merupakan warga Kota Semarang dan 45 orang warga dari luar Kota Semarang yang dirawat di rumah sakit. Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada 1256 orang.
“Ini terus dilakukan rapid test. Selama dua minggu ini ada 1.501 orang telah dilakukan rapid test, dengan hasil 9 orang dinyatakan positif,” katanya.
Hendi mengimbau upaya “stay at home” jangan disepelekan. “Sebaran ini semakin hari bukan semakin turun, tapi semakin naik. Belum lagi kemungkinan-kemungkinan lain yang terus kami diskusikan adalah mulai masuknya para pemudik (dari Jakarta), dipastikan akan meningkat menjelang lebaran, kami sedang berupaya komunikasi dengan pemerintah pusat, supaya kegiatan mudik ini diminimal atau bahkan dilarang dengan stimulus dari pemerintah,” katanya.
Untuk meminimalisasi beban hidup masyarakat, Pemkot Semarang menerapkan sejumlah kebijakan. “Pertama, Rusunawa ada tujuh lokasi dengan 27 tower. Kami akan gratiskan minimal tiga bulan ke depan. Kalau kondisi ini tidak ada penurunan pada Juni, kita bisa teruskan. Tapi kami prediksi Insya Allah Juni sudah mulai mereda,” katanya.
Kedua, PKL di Kota Semarang dibebaskan dari retribusi. Ketiga, semua pelanggan PDAM, baik dari niaga maupun rumah tangga, mendapatkan diskon 20 persen untuk tiga bulan ke depan, mulai April.
“Selain itu, untuk meminimalisasi aktivitas warga, Pemkot Semarang menambah sebanyak empat ruas jalan ditutup, yakni yakni Jalan Supriyadi Pedurungan, Jalan Basudewo-Banjir Kanal Barat, Jalan Dr Wahidin-Pertigaan Sisingamangaraja, Jalan Hasanudin-Tanah Mas, Jalan Tanjung- Pemuda,” katanya.
Untuk upaya mengurangi sebaran Covid, lanjut Hendi, Pemkot Semarang berupaya melakukan sosialisasi maupun imbauan seperti melalui kecamatan, kelurahan, polsek, koramil, dan lain-lain, termasuk penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat. (*)
editor: ricky fitriyanto