SEMARANG (jatengtoday.com) – Dampak merebaknya wabah virus corona atau covid-19 mengkhawatirkan bagi masyarakat di Kota Semarang. Terutama bagi pelaku usaha kecil. Banyak orang menutup usahanya dan kehilangan pekerjaan akibat wabah ini.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, penanganan wabah ini harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Maka pemerintah memerlukan peran serta stakeholder untuk saling bahu membahu melakukan penanganan wabah ini agar segera teratasi.
“Dampaknya cukup signifikan. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan tutup usaha akibat wabah ini. Untuk itu bantuan sembako dapat diberikan kepada masyarakat ekonomi bawah,” kata Hendi sapaan akrabnya, usai menerima bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Semarang bersama PT Pertamina, di Balai Kota Semarang, Rabu (1/4/2020).
Dia berharap, persoalan Covid-19 segera teratasi. Bantuan yang dapat diberikan dibagi menjadi tiga cluster, yaitu alat medis, ekonomi, serta penanganan hoax.
“Terkait bantuan medis seperti masker dan alat pengaman diri (APD), bantuan pemerintah pusat sudah mulai datang. Namun kebutuhannya masih tinggi mengingat upaya pencegahan harus dilakukan saat menangani pasien,” katanya.
Sementara bantuan ekonomi juga sangat diperlukan. Sebab dampak dari wabah ini cukup mengkhawatirkan. Terutama bagi pelaku usaha kecil. “Saya mengapresiasi banyak pihak di luar pemerintah yang terketuk hatinya untuk turut serta menangani masalah ini. Ini menjadi bentuk bergerak bersama, tenaga kesehatan berjuang di garda depan, pemerintah berupaya, para pengusaha berkontribusi, dan masyarakat dapat membatasi aktivitasnya dengan tetap berada di rumah,” kata dia.
Bantuan dari BAZNAS Kota Semarang bersama PT Pertamina yakni berupa sembako untuk masyarakat, penyemprotan disinfektan di sejumlah pondok pesantren, serta wastafel portabel di 16 titik di Kota Semarang. Terutama dipasang di beberapa pabrik dan pasar agar memudahkan masyarakat untuk keperluan cuci tangan.
Meskipun presiden telah menginstruksikan untuk melakukan pembatasan wilayah, Hendi menilai warga Semarang masih menaati anjuran untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Pihaknya selama ini baru meminimalisasi mobilisasi masyarakat, penutupan jalan protokol, serta menggerakkan kampung untuk memasang portal.
“Kami merencanakan penutupan lima titik jalan protokol selama 24 jam pada hari Sabtu dan Minggu. Ini merupakan upaya pembatasan wilayah yang bisa kita lakukan untuk menekan angka penyebaran virus. Ke depan akan terus kami evaluasi jika berjalan baik akan diteruskan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua BAZNAS Kota Semarang, Arnaz Andrarasmara mengatakan, partisipasi seluruh stakeholder penting untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Kota Semarang. “Ini menjadi semangat dan optimisme bahwa Covid-19 bisa dilawan bersama,” terangnya. (*)
editor : ricky fitriyanto