SEMARANG (jatengtoday.com) – Perwakilan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi Dan Umum (FSP KEP KSPI) Kota Semarang kembali melakukan aksi sosial dengan mengampanyekan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Rabu (17/6/2020), sejumlah buruh SP KEP KSPI Kota Semarang menggelar sosialisasi protokol kesehatan di pintu masuk Kawasan Industri Wijaya Kusuma Semarang. Dikawal anggota kepolisian dan satuan pengamanan kawasan, para pegiat gerakan buruh mengingatkan pekerja yang tidak mematuhi protokol kesehatan, khususnya pemakaian masker.
Mereka mengharapkan segera terwujud situasi “new normal” agar geliat ekonomi masyarakat maupun industri kembali bergerak. Hal itu untuk meminimalisasi dampak akibat pandemi ini.
“Bahkan situasi ini seringkali memunculkan konflik antara manajemen dan buruh dalam kepentingan maupun hak. Mestinya, pengusaha dan buruh memiliki cara pandang yang sama terhadap situasi pandemik ini,” ungkap Wakil Ketua DPC FSP KEP KSPI Kota Semarang, Subur Wijaya Hadi.
Maka dari itu, kata dia, buruh harus bersatu untuk mendorong agar situasi kenormalan baru segera terwujud. Salah satunya melalui sosialisasi protokol kesehatan.
“Kami ingin turut berperan melepaskan Kota Semarang dari zona merah untuk kemudian memberlakukan kenormalan baru. Maka kami minta kepada pekerja yang kedapatan tidak mengenakan masker untuk berhenti dan kami sosialisasikan pentingnya berjuang bersama melawan corona,” ujarnya.
Para buruh membagikan masker untuk pekerja yang diketahui tidak mengenakan masker. “Masker tersebut merupakan bantuan dari Kepala Disnakertrans Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, dan Ketua Komisi D DPRD Jateng,” terang dia.
Sementara itu, Ketua DPD SP KEP KSPI Jawa Tengah, Ahmad Zainudin, mengatakan buruh turut bertanggung jawab agar kawasan industri tidak menjadi klaster Covid-19.
“Kami ingin memastikan agar di kawasan industri ini tidak ada penyebaran Covid-19. Ini menjadi tanggung jawab bersama pelaku usaha, pekerja, lingkungan sekitar, dan pemerintahan,” imbuhnya.
Dikatakan Zainudin, sosialisasi ini masih akan dilanjutkan yakni mengenai penggunaan sarung tangan bagi pekerja dan pedagang kaki lima. “Saat ini kami sedang koordinasi adanya kemungkinan kerja sama dengan salah satu perusahaan dalam pembuatan sarung tangan,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto