SEMARANG (jatengtoday.com) – Pandemi Covid-19 juga menggerogoti sektor usaha kecil menengah (UKM). Dari data Dinas Koperasi dan UKM Jateng, omset UKM merosot hingga 46 persen. Bahkan beberapa ada yang sampai menjual aset untuk mencukupi kebutuhan dasar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Ema Rachmawati menyebut, total ada 26.568 usaha kecil yang terdampak Covid-19. Dengan perincian jenis usaha makanan dan minuman ada 19.175 usaha, pakaian 2.091 usaha, kerajinan tangan 1.059 usaha, perdagangan 1.802 usaha, jasa 1.066 usaha, dan pertanian-peternakan 983 usaha.
“Bahkan mereka mulai menjual aset karena rata-rata omset turun 46 persen,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam diskusi ‘Menopang Daya Tahan UMKM’ di Hotel Noorman Semarang, Rabu (22/7/2020).
Dampak ini muncul karena adanya pembatasan masyarakat untuk beraktivitas di luar. “Usaha makanan dan minuman yang terdampak itu kebanyakan yang jualan di areal tempat wisata,” imbuhnya.
Dikatakan, bantuan yang paling efektif saat ini adalah mencarikan pasar at1au pembeli. Karena itu, pihaknya mengarahkan para pelaku UKM di Jateng untuk menjual produk-produk mereka lewat e-commerce.
“Melihat geliat penggunaan media sosial secara gencar maka penjualan lebih dimudahkan. Pemerintah terus menggalakkan penjualan melalui internet, selain bantuan-bantuan dari pemerintah,” paparnya.
Terkait UKM yang sudah kehabisan modal, pihaknya coba memberikan bantuan. Yakni sokongan anggaran. Bank-bank milik BUMD yang didorong untuk menyelamatkan UKM.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng, Sri Marnyuni menyebutkan sekarang ini tidak sedikit usaha kecil sulit untuk berkembang. Mulai dari permodalan, bahan baku, penjualan/pemasaran semua terganggu pandemi corona.
Terlebih setiap usaha kecil juga memiliki tenaga kerja, sehingga dengan kondisi sekarang ini memaksa usaha kecil untuk merumahkan pekerja.
“Berbeda dari krisis moneter 1998. Justru saat ini usaha kecil mikro yang mampu bertahan. Sekarang ini semua terdampak. Pemerintah harus hadir di tegah mereka agar tidak gulung tikar,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto