WONOSOBO (jatengtoday.com) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonosobo menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk ikut memelototi potensi kecurangan pesta demokrasi.
Ketua Bawaslu Wonosobo, Sumali Ibnu Chamid mengungkapkan, upaya Bawaslu mewujudkan pemilu bersih dan bermartabat, mutlak harus dilakukan. Yaitu dengan melibatkan masyarakat pemilih terlibat menjadi pengawas Pemilu partisipatif.
“Hari ini Bawaslu Wonosobo secara bersamaan dengan lokasi terpisah dengan komunitas NU dan Muhammadiyah, mendorong ikut mengawasi Pemilu,” kata Ale, sapaan akrabnya, Minggu (17/2/2019).
Sosialisasi bersama pimpinan jamaah Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Wonosobo dipusatkan di Aula SMA Muhammadiyah Wonsobo dihadiri lebih dari 500 orang. Sedangkan sosialisasi dengan komunitas NU dipusatkan di Kecamatan Kejajar dihadiri Pengurus NU dan ribuan jamaah.
Sosialisasi dimulai dengan pemahaman pengawasan tahapan Pemilu dan jenis-jenis pelanggaran Pemilu. Di penghujung acara, mereka melakukan deklarasi untuk menciptakan Pemilu yang bersih dan bermatabat, berantas berita hoax, melawan eksploitasi SARA dalam Pemilu serta berkomitmen menolak politik uang.
Ale mejelaskan, langkah ini dinilai strategis untuk membangun kesadaran bersama mewujudkan demokrasi bersih dan bermartabat. “Kami sudah membangun komunikasi dengan berbagai komunitas dan akan terus menggaungkan bahwa Pemilu harus diawasi bersama,” bebernya.
Dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan menggelar sosialisasi kepada sekitar 1.500 pemilih untuk terlibat dalam pengawasan Pemilu. Sosialisasi diberikan lintas segmen. Mulai dari ormas keagamaan, komunitas seni sastra, komunitas musik, pedagang, mahasiswa, pelajar, santri serta berbagai komunitas lain.
“Harapan kami, keterlibatan lintas masyarakat ini akan semakin memperluas jangkauan Bawaslu dalam menekan potensi pelanggaran Pemilu. Sehingga cita-cita luhur mewujudkan Pemilu damai, bersih dan bermartabat bisa tercapai,” tegasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto