SEMARANG (jatengtoday.com) – Penerapan protokol kesehatan transportasi umum mengakibatkan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang menurun drastis. Karenanya, Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang menurunkan target pendapatan.
Semula ditetapkan target pendapatan mengejar angka Rp 33 miliar tahun ini. Namun dengan diterapkannya physical distancing bagi penumpang Trans Semarang, target diturunkan menjadi Rp 19 miliar.
“Jumlah penumpang mengalami penurunan drastis. Dua bulan pertama pada masa pandemi, penurunannya mencapai 80 persen,” kata Plt Kepala BLU Trans Semarang, Hendrix Setyawan, Jumat (7/8/2020).
Dikatakannya, jumlah penumpang mulai mengalami peningkatan bertahap sejak ada kelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat (PKM).
“Namun, peningkatan tersebut tentu saja tidak sebanyak sebelum masa pandemi, karena juga diberlakukan physical distancing bagi penumpang. Sehingga jumlah penumpang sangat terbatas,” terangnya.
Armada Trans Semarang berukuran besar standarnya memuat 80 orang, pada masa pandemi hanya diperbolehkan mengangkut 40-50 penumpang. Sedangkan untuk armada kecil normalnya mengangkut 40 penumpang, saat ini hanya 20-22 penumpang. “Pembatasan penumpang ini tentu saja sangat mempengaruhi pendapatan, sehingga akhirnya target pendapatan harus diturunkan,” katanya.
Hendrix mengaku pendapatan saat ini rata-rata berkisar Rp 1,2 miliar hingga Rp 1,4 miliar per bulan. Pihaknya optimistis bisa mencapai target. Meski pendapatan menurun, dia memastikan operasional BRT Trans Semarang tetap berjalan baik. “Kami menyiasati dengan mengurangi ritase atau perjalanan armada. Armada yang biasanya enam ritase dikurang menjadi lima, yang biasanya delapan dikurang menjadi enam, dan yang sepuluh ritase dikurangi menjadi delapan. Ini untuk meminimalisasi biaya operasional,” ujarnya. (*)
editor: ricky fitriyanto