SEMARANG (jatengtoday.com) – Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang mengakui selama pandemi Covid-19 pendapatan menurun drastis. Namun belakangan ini disebut telah mulai membaik, yakni kurang lebih terjadi penurunan pendapatan 30 persen.
Plt Kepala BLU UPTD BRT Trans Semarang, Hendrix Setiawan mengatakan, pendapatan BRT Trans Semarang sebelum pandemi mencapai Rp 80 juta hingga Rp 90 juta per hari. Namun di masa pandemi terjadi penurunan pendapatan secara signifikan.
“Pada awal pandemi, pendapatan BRT Trans Semarang hanya berkisar Rp 30 juta. Namun mulai April-Juni 2020, pendapatan BRT Trans Semarang mulai membaik. Setiap hari kurang lebih 20 ribu penumpang, atau kurang lebih 60 persen dibanding sebelum pandemi,” kata Hendrix, Senin (14/12/2020).
Dikatakannya, saat ini terjadi penurunan pendapatan kurang lebih 30 persen. “Sebelum adanya Covid-19, rata-rata jumlah penumpang mencapai 30 ribu-34 ribu per hari,” terang dia.
Penurunan pendapatan tersebut salah satunya dipengaruhi adanya kebijakan pembatasan jumlah penumpang untuk menerapkan physical distancing di dalam bus Trans Semarang selama pandemi Covid-19.
“Ada penambahan waktu layanan BRT Trans Semarang disesuaikan dengan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang. Operasional dimulai pukul 05.45 WIB hingga akhir layanan dari Halte Balai Kota pukul 18.00 WIB,” terangnya.
Sedangkan untuk layanan Bandara Malam belum dioperasionalkan. Saat ini, ada 8 koridor dan 3 rute feeder. Kedelapan koridor tersebut yakni koridor 1 (Mangkang – Penggaron), Koridor 2 (Terboyo – Sisemut), Koridor 3 (Pelabuhan – Elizabeth). Sedangkan Koridor 4 (Cangkiran – Stasiun Tawang), Koridor 5 (PRPP – Meteseh), Koridor 6 Universitas Diponegoro (UNDIP) – Universitas Negeri Semarang (UNNES), koridor 7 (Terboyo – USM – Balaikota), Koridor 8 (Cangkiran – Gunungpati – Simpang Lima). Selanjutnya, Feeder 1 rute Ngaliyan – Madukoro, Feeder 2 Bangetayu – Kaligawe, Feeder 4 BSB – UNNES.
“Tarif Trans Semarang, untuk umum Rp. 3500, pelajar/mahasiswa, pengguna KIA, lanjut usia dan veteran Rp. 1.000,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto