in

Kerap Dituding Biang Polusi, Armada Trans Semarang Dipasang Konverter Gas

Dishub memiliki prioritas memberikan pelayanan dalam bidang transportasi, sebagai pengelola Trans Semarang.

Trans Semarang (ilustrasi)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) menargetkan tahun ini seluruh armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang sudah terpasang konverter gas. Selain menekan potensi polusi karena asap tebal, pemasangan konverter gas bakal membuat bahan bakar lebih irit.

Kepala Dishub Kota Semarang, Endro P. Martanto menjelaskan Dishub memiliki prioritas memberikan pelayanan dalam bidang transportasi, sebagai pengelola Trans Semarang.

Selain itu juga terkait sarana pra sarana dan lalu lintas. Dia merinci, ada 248 armada Trans Semarang yang menjadi perhatian, misalnya aduan masyarakat di bidang keamanan.

“Yang pertama adalah apakah sopir Trans Semarang ini ugal-ugalan. Lalu asap hitam yang dianggap mengganggu pengendara lain ini yang menjadi perhatian kami,” kata Endro PM dalam keterangan resmi Humas Pemkot Semarang.

Sementara terkait asap tebal yang masih keluar di armada Trans Semarang, Endro menjelaskan jika saat ini sudah 95 persen armada sudah terpasang konverter gas.

“Kami menargetkan bisa 100 persen pada akhir tahun ini, agar permasalahan asap tebal ini bisa ditekan dan dihilangkan,” katanya.

Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pada peringatan Hari Perhubungan Nasional beberapa waktu lalu.

Wali Kota Hendrar Prihadi menjelaskan, Pemkot Semarang dari sisi penyediaan transportasi memiliki pekerjaan rumah semakin banyak. Seperti armada Trans Semarang yang perlu dilakukan perbaikan, hingga penambahan trase ataupun rute untuk Trans Semarang.

“Saya pesan ke Dishub jangan cepat puas, harus ada evaluasi meskipun koridornya sudah banyak. Evaluasi lagi rute mana yang harus dibangun lagi,” jelasnya.

Dari segi kenyamanan misalnya, jangan sampai ada bus yang pendingin ruangannya rusak. Lalu juga masih ditemukan sopir yang ugal-ugalan sehingga merugikan masyarakat. Harapannya adalah membuat masyarakat mencintai transportasi umum. (*)

Tri Wuryono