SEMARANG (jatengtoday.com) – Sepeda onthel sejak lama menjadi sarana transportasi masyarakat yang ramah dan sehat. Namun lambat laun, budaya bersepeda di Indonesia terkikis dengan adanya kendaraan bermesin. Masyarakat banyak yang beralih menggunakan motor maupun mobil.
Banyaknya penggunaan motor maupun mobil yang tidak terkontrol mengakibatkan berbagai dampak. Mulai dari polusi udara, kemacetan, hingga banyaknya korban akibat kecelakaan.
Kota yang ramah memang perlu melakukan penataan transportasi sepeda agar menjadi budaya masyarakat sekaligus menanggulangi agar masalah polusi udara, kemacetan, hingga banyaknya korban akibat kecelakaan bisa berkurang. Nah, apa saja syarat dalam menyediakan infrastruktur bersepeda untuk perkotaan?
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, secara umum terdapat lima syarat yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitasnya. Pertama, harus menarik, yaitu lingkungan sekeliling dirancang menarik, sehingga bisa menimbulkan daya tarik estetika secara positif. “Kedua, memperhatikan aspek keselamatan, fasilitas harus menghasilkan lebih sedikit risiko kecelakaan lalu lintas,” terangnya, Minggu (29/9/2019).
Ketiga koherensi, yakni pengguna harus dapat mengakses jalan mereka dengan mudah. Keempat, kenyamanan, fasilitas memiliki kondisi yang membuat perjalanan lebih nyaman (warna, material yang memadai). “Dan kelima, tidak terputus (berkelanjutan), fasilitas yang disediakan bagi pengguna harus memenuhi kebutuhan akan rute langsung ke tujuan,” bebernya.