in

Kisah Alfian, Dalang Wayang Potehi Jawa Tulen yang Selalu Kebanjiran Job

SEMARANG (jatengtoday.com) – Alfian (33), dalang Wayang Potehi asal Jombang, Jawa Timur, mengaku selalu kebanjiran job manggung. Hampir setiap saat komunitasnya diminta untuk tampil, keliling dari satu kota ke kota lain.

Hingga akhirnya ia memainkan Wayang Potehi sebagai hobi sekaligus profesi. Alfian mengaku cukup mengandalkan pendapatan hasil pentasnya untuk menghidupi keluarga.

Alfian sendiri terbilang nyentrik. Sebab, tidak seperti dalang Wayang Potehi pada umumnya yang masih memiliki garis keturunan Tionghoa. “Saya Jawa asli. Agama saya juga Islam,” ujarnya saat ditemui, Jumat (21/6/2019).

Saat ini, Alfian sedang pentas di Klenteng Tay Kak Sie yang berada di Gang Lombok, Semarang. Pentas digelar untuk merayakan kedatangan kimsin Yang Suci, Poo Seng Tay Tee ke-159. Ia bakal pentas selama hampir satu bulan, dari 10 Juni hingga 3 Juli 2019.

Menurutnya, pementasan Wayang Potehi memang memerlukan waktu yang cukup lama. Bahkan, kadang ada yang sampai 5 bulan. Meskipun perharinya tidak tampil terus-menerus, melainkan hanya pada jam-jam tertentu saja.

“Kalau sekarang tampil sehari dua kali. Setiap pertemuan dua jam. Tapi dulu pernah tampil lama. Malah mecahin rekor juga karena tampil tanpa jeda selama sepuluh jam,” jelasnya.

Berdasarkan pengakuannya, ia memang terlahir dari keluarga pecinta budaya. Bapaknya yang bernama Subur Sugiyowaluyo juga merupakan dalang Wayang Potehi. Ia (Subur) tebilang dalang ternama yang sudah keliling Indonesia, bahkan sering ke luar negeri.

Namun, katanya, ia meneruskan jejak ayahnya bukan karena disuruh, tetapi murni atas kemauan pribadi. “Nggak ada yang nyuruh. Mungkin gara-gara pas kecil suka mainan Wayang Potehi kali. Tapi saya baru belajar beneran pas umur 16 tahun,” cerita Alfian.

Ia bergabung di grup pecinta Wayang Potehi yang bernama Fu Ho An yang beralamat di Kecamatan Gujo, Jombang. Anggota komunitas tersebut memang banyak yang beretnis Jawa.

Menurutnya, meskipun Wayang Potehi merupakan pertunjukan kesenian khas negeri Tirai Bambu, yang identik dengan warisan tradisi agama Konghucu, tetapi warga yang beretnis Tionghoa sudah terbilang jarang menekuninya.

“Nggak tahu, orang Tionghoa malah di komunitas saya hanya sedikit. Padahal komunitasnya terbuka untuk umum. Mungkin mereka malah banyak yang milih bisnis daripada ngurusi kaya begini,” terka Alfian.

Karena alasan itu pula komitmennya untuk melestarikan Wayang Potehi semakin kuat. “Saya pribadi tidak ingin warisan budaya ini hilang. Toh kalau di-manage beneran, nyatanya kebutuhan saya tercukupi,” tegasnya.

Dia menjelaskan, setelah tampil di Semarang, Alfian mengaku sudah ditunggu antrean lain. Pada bulan ini hingga 5 bulan ke depan, ia bakal tampil di Tuban. Pada Agustus, selama satu bulan penuh ia tampil di Sidoarjo. Sedangkan September ia tampil di Jombang. (*)


editor: ricky fitriyanto