in

Ketua DPRD Dukung Guru PAUD Cerdaskan Anak Usia Dini

Dengan diawalinya pendidikan anak usia dini itu, maka pada suatu saat remaja nanti juga diperlukan pendidikan karakter.

Ketua DPRD Demak H Fahrudin Bisri Slamet (FBS) hadir dalam HUT Himpaudi ke-17 Kabupaten Demak. (istimewa)

DEMAK (jatengtoday.com) – Pendidian anak usia dini (PAUD) di Kabupaten Demak menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Demak.

Ketua DPRD Demak, H Fahrudin Bisri Slamet menyampaikan, anak usia dini harus mendapatkan pendidikan yang memadai. Ini diperlukan agar anak-anak tersebut memiliki landasan yang kuat dalam mengawali masa pendidikan formal.

Hal ini disampaikan Fahrudin dalam kegiatan Hari Ulang Tahun ke-17 Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Demak yang berlangsung di Pendopo Kabupaten, Jalan Kiai Singkil, Kota Demak.

“Alhamdulillah. Saya berkesempatan hadir di acara HUT Himpaudi yang ke-17 ini. Selalu tulus mengabdi, berjuang tiada henti untuk mewujudkan kesetaraan hak dalam profesi,” katanya mengutip tema besar yang diusung dalam ulang tahun tersebut.

Fahrudin Bisri Slamet menambahkan, dengan diawalinya pendidikan anak usia dini itu, maka pada suatu saat remaja nanti juga diperlukan pendidikan karakter.

Tentu, kata dia, harus ada dukungan dan upaya  mempertahankan secara terus menerus dalam upaya ikut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Karena anak adalah aset bangsa yang menentukan nasib masa depan bangsa dan negara Indonesia tercinta.

“Tak lupa, saya ucapkan terimakasih khususnya kepada guru-guru PAUD atas amal baktinya selama ini. Semoga amal baik tersebut merupakan sebuah keikhlasan dan akan mendapat imbalan yang layak dari Allah SWT,” katanya.

Ketua Himpaudi Kabupaten Demak, Lusianti mengatakan, di hari ulang tahun ke-17 itu, pihaknya bersama guru-guru PAUD terus bergerak dan bertumbuh meski banyak aral dan tantangan yang muncul.

Lusianti mengatakan, para guru PAUD meminta  adanya kesejahteraan  dan kesetaraan  hak. Sebab, sejauh ini pihaknya kerap merasa ada diskriminasi dalam menjalani profesi sebagai guru PAUD.

“Kami dari guru-guru PAUD ingin kesetaraan hak kami dipenuhi. Kami sama-sama guru tapi dari sisi kesejahteraan belum kami rasakan. Bahkan, diskriminasi masih kadang kita terima,” katanya.

Menurutnya, kegiatan semarak Himpaudi diikuti sekitar 1.200 guru. Dia menambahkan, hari ulang tahun itu menjadi kesempatan bagi guru PAUD untuk menyuarakan hak-haknya yang selama ini belum terpenuhi.

“Kita bergerak bersama untuk menggapai mimpi dan cita-cita bagaimana caranya agar hak-hak kami sebagai guru PAUD dapat terpenuhi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, usia yang ke-17 mestinya menjadi usia yang mencerminkan kebahagiaan dan bukan mencerminkan duka yang mendalam sebagiamana yang dialami para guru PAUD.

“Sebagai tenaga pendidik, kita dituntut untuk terus bisa berkembang dan memberikan layanan pendidikan anak usia dini secara berkualitas. Namun, di sisi yang lain hak-hak kami sebagai pendidik belum terpenuhi,” katanya.

Karena itu, Lusianti berharap, perjuangan para guru PAUD tersebut setidaknya bisa memberikan hasil sehingga dapat memunculkan harapan yang pasti untuk masa depan para guru tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Subkhan berharap, para guru PAUD tetap bersemangat dalam mendidik anak-anak usia dini yang selama ini telah dijalani. (*)

Ajie MH.