in

Kejar Swasembada Daging pada 2026, ini yang akan Dilakukan

REMBANG (jatengtoday.com) – Populasi sapi dan kerbau terus digenjot demi mewujudkan swasembada daging pada 2026 mendatang. Sejumlah teknologi telah diterapkan agar program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab) bisa optimal.

Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita saat Gelar Potensi Peternakan Jateng di GOR Kabupaten Rembang, Rabu (25/9/2019).

Dijelaskan, sejumlah rekayasa genetik bisa diimplementasikan. Seperti transfer embrio, hingga inseminasi buatan. “Selain itu juga memproduksi sapi bibit unggul melalui persilangan jenis Belgian Blue dengan beberapa jenis sapi di Indonesia,” jelasnya.

Sejak dicanangkan, 2017 silam, Upsus Siwab telah terjadi peningkatan pada program IB hingga mencapai lebih dari 10 juta ekor sapi. “Kemudian kebuntingan ternak kira-kira mencapai 5,5 juta ekor dan kelahiran ternak mencapai kira-kira 4,1 juta ekor,” imbuhnya.

Selain mendorong kelahiran bibit unggul, pihaknya juga mengajak perernak untuk memerhatikan jenis pakan. Setiap daerah perlu punya pakan ternak khas agar ternak tetap mendapatkan suplai yang cukup ketika terjadi kekeringan.

“Bisa disesuaikan dengan local wisdom yang ada di masing-masing daerah. Peternak sudah tahu bagaimana kondisi daerahnya dan kebutuhan ternak, maka bisa disesuaikan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jateng, Lalu M Syafriadi, menyatakan akan terus mendukung kegiatan Upsus Siwab ini. Baginya, kegiatan ini memiliki dampak signifikan pada peningkatan populasi ternak.

“Di nasional, Jateng menyumbang sekitar 15 persen. Menurut data BPS, terdapat 2,1 juta ekor sapi dari Jateng. Itu juga dikirim ke Jakarta. Jadi kalau hanya di Jateng, sebetulnya sudah swasembada daging,”paparnya.

Pihaknya juga terus meningkatkan koordinasi dengan beberapa pihak untuk mengurangi jumlah pemotongan sapi betina produktif. Menurutnya, pemotongan sapi betina produktif dapat menghambat peningkatan populasi ternak. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.