SEMARANG (jatengtoday.com) – Dinas Perdagangan Kota Semarang meminta 452 Pedagang Kaki Lima (PKL) Barito di Kelurahan Karangtempel segera pindah ke pasar relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Namun, para PKL menolak pindah lantaran infrastruktur jalan, listrik, dan air di tempat relokasi MAJT belum direalisasikan oleh Pemkot Semarang.
Akibatnya, normalisasi yang ditargetkan selesai akhir Desember 2018 ini tersendat. Sebab, para pedagang masih menetap dan belum membongkar bangunan kiosnya di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT).
“Saya disuruh pindah kapan saja siap. Kios saya di kawasan MAJT telah selesai. Tapi saat ini masih menunggu teman-teman yang lain,” kata salah satu pedagang, Ambon, Kamis (27/12/2018).
Dikatakannya, proses pembangunan kios di pasar relokasi secara keseluruhan hingga kini belum rampung. Dia justru mempertanyakan kepada pihak Dinas Perdagangan Kota Semarang, mengapa infrastruktur jalan, listrik dan air belum direalisasikan?
“Kalau mau pindah sekarang ya segera dibangun akses jalan, air, dan listrik,” katanya.
Senada, Perwakilan Paguyuban PKL Karya Mandiri, Sugiyanto juga mengatakan tidak perlu disuruh pindah, para pedagang akan pindah dengan sendirinya apabila infrastruktur jalan, drainase, listrik dan air, ditepati sesuai janji Pemkot. Tetapi hingga sekarang hal itu tidak direalisasikan.
“Kami meminta Pemkot Semarang memprioritaskan pembangunan akses jalan. Kalau jalan dan lain-lain itu sudah jadi, maka secepatnya kami pindah,” katanya.
Dia juga menegaskan bahwa PKL telah berkorban dengan membangun kios secara swadaya dengan dana pribadi. Maka jangan sampai Dinas Perdagangan justru mengerahkan Satpol PP Kota Semarang untuk mengejar-ngejar PKL segera pindah.
“Mestinya Pemkot Semarang memahami itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto merencanakan proses relokasi secara simultan para PKL Barito Karangtempel.
“Kami minta bagi PKL yang kiosnya sudah selesai dibangun agar bisa segera pindah. Sehingga parapet Sungai BKT bisa segera dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana,” katanya.
Meski begitu, pihaknya menyadari mengapa PKL saat ini belum mau pindah. “Sebenarnya mereka siap pindah manakala jalan sudah jadi. Tapi kan kalau pengaspalan atau beton, harus dianggarkan dan lelang. Kalau saat ini, minimal pengerasan. Persoalannya kan BBWS ditarget Desember selesai,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto