in

Bebas dari Hubungan Toxic

Hidup bukan pertaruhan. Kamu dibesarkan bukan demi seseorang yang membuatmu tidak bahagia. Lebih baik “making time” daripada “making love” — yang menguras emosi. Jangan paksa dirimu mencintai dia, jika itu ternyata bukan-cinta.

ilustrasi vector perempuan dalam ikatan
BEBASKAN HIDUPMU. Kamu hidup dan dibesarkan tidak untuk dijajah orang lain. Bebaskan dirimu dari hubungan toxic. Hidupmu milikmu, bukan untuk seseorang. Jangan jalin hubungan yang bukan-cinta. (Credit: Nicoleta Ionescu)

Sedih kalau saya dengar kawan-kawan menceritakan hubungan toxic. Beracun, nggak sehat, isinya pertarungan emosional, dan hidup habis untuk taktik menyiasati dan mengatasi pasangan.

Jangan pertaruhkan hidupmu sejak sekarang sampai “selamanya..” demi seseorang yang tidak bisa mencintai kamu.

Pilih hidup single daripada menjaling hubungan toxic.

Dalam hubungan toxic, masa depan kamu terjadi karena kamu merevisi apa yang sudah terjadi. Kemarin dia marah karena kamu terlambat menjemput, maka di masa depan kamu ingin tidak terlambat menjemput. Kemarin dia paksa kamu pakai baju lengan panjang, besok kamu pakai baju lengan panjang.

Waktumu berubah dari “fokus” dan “enjoy” menjadi penuh gangguan. “Sedang apa? Sama siapa? Coba foto.”. Pada kesempatan lain, “Jemput aku. Tunggu aku. Ingat, besok kita pergi ke pantai.”. Waktu kamu berubah menjadi waktu sewaan. Kamu menyewa waktu kamu sendiri.

Apa artinya “m4king l*ve” (jangan negatif, ya..) kalau before-after yang terjadi selalu menguras emosi dan membuatmu memendam kemarahan. Lebih baik making time, jadikan skill yang lebih bermanfaat untuk masa depan kamu.

Jangan pertaruhkan hidupmu sejak sekarang sampai “selamanya..” demi seseorang yang tidak bisa mencintai kamu. Coba tanyakan kembali, “Apakah menurutmu, ini yang disebut -cinta-?”.

Kenangan pahit-manis yang pernah terjadi antara kamu dan dia, tidak bisa memvalidasi masa depan; kecuali kamu ingin hidup di masa depan berdasarkan apa yang terjadi kemarin. Masa depan penuh petualangan. Kamu bisa melompat. Tinggalkan “kemarin” yang buruk.

Jangan melekat di masa lalu karena cinta terjadi “sekarang”. Berharap dia akan berubah, hanyalah harapan, tidak bisa secara langsung membuat dirinya berubah. Bedakan antara harapan dan tindakan. Bedakan antara “sebagian kenangan menyenangkan kemarin” dan “masalah sekarang dan nanti”.

Cinta tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa terpaksa. Kamu tidak bisa memaksa orang lain mencintai kamu. Apalagi memaksa dirimu sendiri untuk terpaksa mencintai orang yang membuat hidupmu kehilangan senyum.

Kemampuan orang itu terbatas. Tidak masalah jika kamu mengaku, kepada diri sendiri, bahwa dia tidak sanggup mencintai kamu. Cinta harus ada di antara dua orang untuk tumbuh dan berkembang.

Momen baik tidak harus membatalkan momen buruk. Terlalu mudah memaafkan, hasilnya kamu tersiksa melulu. Senjata para penyiksa yang tidak menyadari bahwa tindakannya menyiksa adalah dengan membenarkan, “Jangan hanya lihat buruknya, lihatlah sisi baiknya..”. Mengabaikan momen buruk dan sisi-hancur hidup kamu, sama saja dengan menenggelamkan kebahagiaanmu sendiri.

Bedakan antara “cinta” dan “manipulasi”. Bedakan antara menjalin hubungan dari hati ke hati dengan gaslighting.

Cinta seharusnya membuat seseorang menjadi lebih awas, sensitif, dan kuat. Bukan semakin rentan. Dia ingin menyenangkan dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa dia membutuhkan kamu, tidak mau hidup tanpamu. Tindakan mencintai, tidak pernah bertentangan. Melakukan X sekarang, kemudian bukan-X kemudian, itu namanya manipulasi.

Percaya tidak pernah sepenuhnya. Kepercayaan terjadi karena sebagian kuat dan lainnya tidak. Kalau kamu sangat percaya padanya, kamu tidak perlu mengatakan “Aku percaya kepadamu.”. Jangan terlalu percaya kepada siapapun.

Itu bukan cinta. Itu hubungan toxic. Kamu tidak harus mencintai seseorang yang hanya berpura-pura mencintai kamu. [dm]