in

Diberi Kesempatan Manggung dengan Syarat Ketat, Begini Jawaban Pedangdut Resa Lawang Sewu

SEMARANG (jatengtoday.com) – Para seniman di Jateng diizinkan menggelar pertunjukan di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, ada serentetan syarat yang harus dipenuhi saat manggung.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kepada sejumlah seniman yang datang ke kantornya, Selasa (16/3/2021). Seperti penyanyi dangdut asal Kota Semarang Resa Lawang Sewu, penyanyi muda asal Magelang Woro Widowati, Ketua Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) Kota Semarang Hendra Saputra serta beberapa seniman lain

Ganjar meminta ada kesepakatan bersama antar seniman terkait pelaksanaan event hiburan di tengah pandemi sekaligus dilakukan uji coba.

Baca juga: Kelompok Seniman Tolak Aksi Anarki lewat Pertunjukan Jaran Kepang

“Ya kemarin teman-teman seniman ini buat video judulnya surat terbuka, intinya ingin curhat dan komplain kenapa mereka tidak bisa manggung. Tentu ini terkait ekonomi. Intinya dia ingin manggung dan meminta kami mengatur banyak hal,” terangnya.

Meski begitu, dia justru meminta para seniman duduk bersama dan membuat kesepakatan terkait penerapan protokol kesehatan dalam setiap event hiburan yang dilakukan harus benar-benar terlaksana.

“Kalau semua sepakat, maka intinya kan protokol kesehatan. Prokesnya bisa apa tidak? Tadi disampaikan mereka main di acara pernikahan, maka kalau itu disepakati dan mau uji coba, akan saya bantu,” jelasnya.

Baca juga: Seniman dan Ponpes Bakal Masuk Daftar Penerima Manfaat BLK Komunitas

Uji Coba Panggung Seniman

“Yuk kita uji coba dulu, seniman tampil di acara pernikahan tapi prokesnya diatur ketat, jaraknya diatur, flow tamu diatur dan tidak boleh ngajak nyanyi atau joget bareng,” imbuhnya.

Kalau itu bisa dilakukan, maka sebenarnya potensi para seniman kembali ke panggung akan sangat tinggi. Apalagi, melihat gradasi warna di Jateng yang terus membaik, maka hal itu bisa saja dilaksanakan.

“Sama seperti sekolah tatap muka saja kita siapkan kok sekarang, tapi prokesnya mesti disiapkan. Nah di teman-teman seniman ini juga harus disiapkan,” tegasnya.

Baca juga: Enduring The Freedom, Tari Karya Seniman Semarang untuk Merenungi Hari Kemerdekaan

Tidak hanya event kecil seperti pernikahan, tidak menutup kemungkinan konser besar bisa dilaksanakan setelah ada kesepakatan antar seniman terkait penerapan protokol kesehatan itu. Misalnya konser besar dengan metode drive in atau dengan metode lainnya.

“Maka saya kasih kesempatan, coba diskusi dulu dan hasilnya dikasih ke kita. Sambil menunggu itu, saya juga pesan agar jangan putus asa dan terus berkreasi. Kalau tidak bisa manggung, ya cari sumber pendapatan yang lain. Tadi diantara mereka ada yang jualan, jadi youtuber, saya kira ekonominya tetap bisa berjalan,” tegasnya.

Baca juga: Kasus Dangdutan Saat Pandemi, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Divonis 6 Bulan Penjara

Jadi Pekerjaan Rumah Seniman

Ditantang seperti itu, Pedangdut Resa Lawang Sewu mengaku syarat tersebut menjadi pekerjaan rumah para seniman. Memang selama ini, belum ada kesepakatan bersama antar seniman tentang tata cara penyelenggaraan hiburan sesuai protokol kesehatan.

“Awalnya kami minta perizinan, ternyata pak Ganjar ngasih ide sekaligus PR untuk kita. Kita kumpul dulu, gimana kesepakatan kita sebagai seniman,” katanya.

Selama ini, lanjut Resa, beberapa seniman justru ada yang nekat manggung. Akan tetapi, mereka dibubarkan oleh pihak keamanan dengan alasan pelanggaran protokol kesehatan.

Baca juga: Penyanyi Fildan Diperiksa terkait Konser Dangdut di Taliabu

“Jadi memang harus ada pertemuan seniman untuk buat kesepakatan bersama. Pada intinya kami pasti bisa, yang susah itu mengatur penontonnya. Maka nanti kami juga akan ajak teman-teman event organizer untuk ngobrol bareng,” ucapnya.

Sementara Ketua PAMMI, Hendra mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar diskusi dengan sejumlah seniman lintas genre di Jateng guna mencapai kesepakatan bersama terkait penyelenggaraan event hiburan di tengah pandemi.

“Setelah itu, kami akan melakukan uji coba di masing-masing daerah untuk melihat perkembangannya. Kalau itu berjalan, maka bisa dilakukan lebih besar lagi,” tandasnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto