in

Cerdas Berliterasi Kunci Generasi Sukses

Meski bisa mengambil banyak ilmu pengetahuan melalui internet atau berliterasi secara digital, tapi gadget ada sisi positif dan negatifnya.

Bupati Demak Eisti'anah didampingi Kepala SMA Negeri 1 Demak Solikhin saat memberikan arahan soal berliterasi yang cerdas, dalam program 'Bupati Mengajar'. (istimewa)

DEMAK (jatengtoday.com) – Covid-19 berikut pembatasan kegiatan masyarakat sebagai upaya pencegahan sebaran pandemi, telah berdampak pada banyak hal.

Termasuk di dalamnya dunia pendidikan, yang menjadikan siswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online, demi meminimalkan paparan virus corona.

Pada acara ‘Bupati Mengajar’ di SMA Negeri 1 Demak bertema ‘Peran Generasi Milenial untuk Literasi Kekinian’, Bupati Eisti’anah menyampaikan, siswa berprestasi pastinya telah memiliki kesadaran belajar dari diri sendiri yang luar biasa. Termasuk kesadaran berliterasi yang lebih.

Namun dua tahun pandemi memberikan dampak luar biasa di lingkup sekolah. Meski bertemu teman di sekolah lebih menyenangkan, namun dua tahun belajar di rumah harus disyukuri karena ada hikmah di dalamnya.

Dengan adanya covid-19 siswa belajar mandiri, dan dituntut belajar dengan teknologi. “Dulu siswa hanya belajar menunggu diajar guru. Sekarang bisa belajar sendiri di rumah, memahaminya dan lanjut mengerjakan tugas sekolah dengan memanfaatkan teknologi,” ungkap bupati, beberapa waktu lalu.

Belajar dan gadget seolah dua hal tak terpisahkan. Meski bisa mengambil banyak ilmu pengetahuan melalui internet atau berliterasi secara digital, tapi gadget ada sisi positif dan negatifnya.

Bahkan tak sedikit kasus kekerasan atau pelecehan dipicu dan tersebar melalui HP. Maka, lanjut bupati, di sini lah pentingnya keterlibatan guru dan orang tua dalam mengawasi anak saat menggunakan gadget atau HP.

Sehubungan itu, atitude sangat pula dibutuhkan di samping keberhasilan meraih prestasi akademik ataupun non-akademik. Bahkan bekal agama tak kalah pentingnya sebagai pondasi generasi milenial berliterasi kekinian dengan teknologi digital.

Maka kepada 25 siswa-siswi yang hadir di Perpustakaan  Titian Widya Pustaka mewakili 1.246 teman mereka yang belajar di kelas, Bupati Eisti’anah wanti-wanti agar cerdas berliterasi, karena itu kunci generasi  yang sukses.

Yakni dengan menyaring segala informasi, termasuk kajian melalui literasi digital, dan hanya mengambil materi dari sumber yang  jelas dan berkompeten.

“Jika perlu sebelum medengarkan ceramah pengajian lewat YouTube atau kanal lainnya, bisa tanyakan dulu identitas pendakwahnya ke guru agama di sekolah. Atau Googling dulu jejak rekam pendakwahnya. Jangan sampai salah jalan, atau paling buruknya tercuci otaknya, hingga masuk ke kelompok berbahaya,” kata bupati.

Di sisi lain, guru pun harus bisa berinovasi dan berkreasi. Guru jangan pernah putus  meningkatkan kemampuan berliterasi. Asah terus kompetensi, jangan pernah lelah belajar  dengan pembelajaran yang lebih, agar bisa menjadi tempat siswa menimba ilmu.

Mengenai program ‘Bupati Mengajar’ yang dimaksudkan menyerap aspirasi terkait  pembangunan bidang pendidikan, Kepala SMA Negeri 1 Demak Solikhin SPd MPd didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Setyo Nugroho menuturkan, sangat apresiatif dan berharap menjadi program rutin tahunan.

“Respon dan antusias anak-anak sungguh luar biasa. Mereka memang butuh sosok yang bisa menjadi inspirasi sekaligus motivasi dari orang-orang sukses seperti bupati,” tuturnya.

Mengenai  tema literasi serta pemilihan Perpustakaan Titian Widya Pustaka sebagai lokasi Bupati Mengajar, disebutkan seiring peringatan Bulan Bahasa.

Sekaligus dalam rangka penguatan nilai-nilai keluhuran trilogi pendidikan, sebagaimana filsafat Ki Hajar Dewantara. Yakni ing ngarso sung tulodho (di depan menjadi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan). (*)