SEMARANG (jatengtoday.com) – ORArT ORET kembali menggelar konser musik klasik bertajuk ‘Hening’ di Kota Lama Semarang, Senin (15/10/2019) malam. Konser tersebut menghadirkan duo Portal Musik yang terdiri dari Alfian Emir Adytia dan Kanako Abe.
Alfian adalah cellis dan komponis asal Indonesia. Sementara Kanako Abe adalah pianis, komponis dan konduktor asal Jepang. Duo ini sekarang berdomisili di Den Haag, Belanda.
Personel Portal Musik tersebut telah berkolaborasi sejak tahun 2013 dan telah memenangi beberapa kompetisi di Belanda sebagai kelompok musik kamar seperti di Asten Classic Award 2018 (juara kedua) dan Willem Twee Chamber Music Contest 2018 (juara pertama).
Menurut Alfian, karena memang tinggal di Belanda, dia kini kerap mengisi konser musik klasik disana. Namun, tak jarang pula mereka memenuhi undangan untuk tampil di Jerman, Perancis, dan negara-negara lainnya. Termasuk di beberapa kota di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Alfian mengucapkan terima kasih kepada ORArT ORET beserta pihak lain seperti pemilik Gedung Monod Diephuis & Co yang telah memfasilitasi untuk konser di Kota Lama Semarang.
Menurutnya, Semarang selalu meninggalkan kesan tersendiri bagi Portal Musik. Alasan itu pula yang membuatnya selalu menyempatkan untuk tampil hampir tiap tahun di Semarang. Mulai 2015, 2017, 2018, hingga 2019.
“Kami senang di Semarang. Audiensnya, sambutannya, luar biasa. Mungkin bisa dibilang, masa depan musik klasik atau musik non pop disini cukup baik jika melihat antusiasme orang-orangnya,” ungkap Alfian.
Ada beberapa repertoar (daftar lagu) yang dimainkan. Seperti repertoar karya Johann Sebastian Bach, Arvo Pärt, Toru Takemitsu, György Ligeti, Olivier Messiaen, dan karya Alfian sendiri.
Bahkan, ada satu repertoar yang baru perdana dimainkan di Indonesia. Yakni repertoar Baby Sonata karya Alfian.
“Itu sudah diperdanakan di Belanda kemudian di Perancis. Tapi di Indonesia baru pertama kali ini kami persembahkan. Di Semarang tepatnya,” tegas Alfian.
Sementara itu, penggagas konser sekaligus Ketua Komunitas ORArT ORET, Dadang Pribadi mengungkapkan, biasanya konser musik klasik semacam ini, baik di luar negeri atau di Jakarta, tarifnya cukup tinggi.
Namun, pihaknya berani menyelenggarakan tanpa pungutan apapun. “Kami menyadari bahwa peminat dan penikmat musik klasik di Semarang masih cukup rendah. Tidak seperti di kota besar lain. Makanya kami buka gratis,” tegasnya.
Dia melanjutkan, pemilihan tema ‘Hening’ dalam konser kali ini dimaksudkan untuk mengedukasi bahwa musik tidak selalu tentang bunyi. “Diharapkan bisa menjadi momen untuk pendengar merasakan refleksi dan meditasi,” paparnya.
Menurut Dadang, konser Cello-Piano ‘Hening’ ini menjadi kegiatan ketiga yang digelar ORArT ORET tahun ini. Sebelumnya ada Marskanskey String Quartet the Tour pada 8 Agustus dan NglasikAsik: Barokan pada 7 September. Semuanya dilagsungkan di Gedung Monod Diephuis & Co, Kota Lama. (*)
editor : ricky fitriyanto