Banyak orang mati di usia 25 tahun, namun mereka baru dikuburkan di usia 75 tahun.
Mati tanpa bercerita, menjalani hidup sebagaimana orang lain. Ceritanya terlihat di media sosial, atau dituturkan menurut versi orang lain. Mati tanpa bisa mengingat apa yang terjadi padanya di bulan Oktober, 10 tahun yang lalu. Hari terjalani, kenangan terlupakan. Mungkin ia pandai bercerita, secara lisan, dari orang per orang, namun ia tidak punya bukti bahwa ia pernah melakukan apa yang ia ceritakan, sepenuhnya. Pada usia tua, ia baru merasa tidak sepenuhnya mengalami hidupnya. Hampir kehilangan tigaperempat kenangan hidupnya, tidak termasuk waktu tidur. Karena ia tidak mau menulis catatan harian.
Banyak orang menjalani hidupnya dengan praduga, jarang mempertanyakan kembali apa yang ia percaya, tidak memperbaiki caranya bekerja dan berpikir, sehingga ia hidup sebagaimana orang lain, yang tidak mengerti prioritas, refleksi, evaluasi, dan menghargai pencapaian. Mudah menganggap apa yang telah terjadi hanyalah layak dikenang sendiri. Ia orang yang sangat sibuk. Karena ia tidak.mau menulis catatan harian.
Banyak perubahan terjadi karena orang mau menulis. Ingatan sering tidak bisa diandalkan. Perubahan diri maupun sosial, tidak terjadi tanpa aktivitas mendokumentasi. Pepatah lama mengatakan, “Tinta pucat lebih berbicara daripada seribu ucapan”.
Luangkan waktu 15 menit sehari untuk menuliskan catatan harian.
Orang-orang yang menuliskan catatan harian, pada awalnya, menulis untuk dirinya sendiri. Lantas bergeser, menulis apa yang terjadi pada sekitarnya. Mereka percaya, orang-orang yang membacanya, bisa berdialog dan mengubah dunia mereka sendiri. Tulisan mereka akan terbaca.
Kartini menulis surat-surat dan catatan sampai dunia membuka mata tentang Hindia Belanda di mata seorang perempuan Jawa. Kartini memiliki visi, mimpi tentamg masa depan, dan menceritakan apa yang sedang ia kerjakan.
Leonardo Da Vinci menuliskan coretan yang sebagian besar tersandikan, hanya bisa dibaca seorang ahli, bahkan kebanyakan belum selesai, namun ia tidak berhenti menuliskan catatan. Kelak, ia mempunyai 400 lebih, karya yang belum dipatenkan. Tan Malaka sering hidup berpindah, sangat terbatas dan kurang sehat, namun dari catatannya kita tahu seperti apa ia menghargai perlawanan dan mengimajinasikan ideologi untuk Indonesia. Antonio Gramsci menuliskan buku catatan, berjudul Notebooks from Prison, dari dalam penjara, juga Hitler menuliskan Meijn Kampf (namun dengan kawalan) selama di penjara.
Catatan harian bisa menjadi tempat orang menuliskan yang paling rahasia. Apa keahlian yang kamu miliki? Keputusan apa yang menurutmu sangat berarti bulan ini? Kapan kamu menjadi kurang produktif? Bagaimana keadaan keluargamu? Apa pekerjaanmu yang belum selesai? Bagaimana caramu mengatasi kegagalan?
Sebagian besar orang, gembira menerima media sosial, tidak jarang, memfungsikan media sosial sebagai catatan harian.
Media Sosial Bukan Catatan Harian
Beberapa akun kawan saya, berfungsi sebagai “catatan harian”. Mereka mengaku demikian. Bisa dilihat dari bagaimana ia memposting menu makan, jalan-jalan, bertemu kawan, mengikuti acara, melihat video, mereka share di Beranda. Tidak segan, hal-hal pribadi mereka share. Untuk urusan yang rahasia, mereka atur privacy ke “Only Me” (hanya saya), dengan catatan, hanya Facebook yang bisa begini. Medsos juga mengenalkan #hashtag (dulu dari Tumblr, kemudian diadopsi Twitter) yang berfungsi untuk pengelompokan jenis tulisan.
Saya juga termasuk orang yang share aktivitas harian di Twitter dan Instagram, namun hanya pada hal-hal yang saya anggap boleh dilihat orang lain. Namun saya tidak memfungsikan media sosial sebagai catatan harian.
Untuk pintasan praktis dan sekadar perbincangan publik, tidaklah masalah. Namun media sosial hanyalah Timeline (kronologi) yang tidak memadai untuk sebuah catatan harian. Tepatnya, tidak mungkin mencapai fungsi catatan harian.
Singkatnya, memakai media sosial sebagai catatan harian, mengandung kelemahan mendasar.
Kelemahan Mendasar Media Sosial
Fungsi pencarian di media sosial, sangat buruk, kecuali: Twitter. Tidak ada yang lebih efisien dibandingkan Twitter dalam kecepatan “indexing” dan pencarian. Baru 10 detik, sudah _searchable_.
Saya ambil contoh, bagaimana pencarian di media sosial sering gagal ketika kamu mencari sesuatu di akunmu.
Misalnya, kamu suka baca buku dan sering menuliskan status atau upload foto. Tidak ada pengelompokan di content yang kamu posting. Itulah masalahnya.
Instagram bisa, dengan menampilkan highlight, pengelompokan foto dalam 1 subject. Misalnya, dalam acara “pameran lukisan” atau “ketemu kawan”, bisa menjadi 1 Highlight. Sayangnya, kamu tidak bisa secara spesifik melihat hanya minggu ini, atau bulan tertentu.
Media sosial mendokumentasikan, namun dalam kondisi kacau. Orang diatur tidak bisa melakukan “inward”, melihat ke dalam diri-sendiri. Bagaimana perkembangan pekerjaan saya? Bagaimana kemajuan belajar saya?
Memang ada album (di Facebook), highlight (di Instagram, yang harus berbentuk foto), dan hashtag, namun content kamu sejak awal tidak punya category (pengelompokan berdasarkan jenis).
Yang paling parah, di medsos, orang tidak bisa melakukan “habit tracking” (melacak kebiasaan) dan melihat “progress” (kemajuan).
Contoh kasusnya begini. Betapa banyak orang yang ingin “membaca 1 buku seminggu sekali”, namun memiliki alasan sama: “Saya tidak punya waktu, saya sering mengantuk kalau baca buku, dan untuk apa saya baca buku?”. Masalah ini akhirnya tidak terselesaikan.
Fungsi Catatan Harian: Log, Inward, Campaign
Selain mendokumentasikan kejadian, catatan harian berfungsi untuk mengubah keadaan kamu menjadi lebih baik. Lihat ke dalam diri, lakukan campaign.
Kalau mau berubah, lakukan “campaign”, yaitu mentarget suatu perubahan, dengan serangkaian tugas, dalam rentang waktu tertentu (1 bulan, misalnya), sampai berhasil.
Tetapkan apa nama “campaign” kamu, kemudian tentukan tujuan yang akan kamu capai, selama 1 bulan, yang dibagi lagi menjadi 4 “sprint” (tahapan), masing-masing 1 minggu. “Sprint” ini bisa dicapai dengan memenuhi “task” (tugas) yang lebih kecil.
Contohnya, begini:
Campaign:
Belajar membuat vlog.
Goal:
Bisa nge-vlog dalam 1 bulan.
Sprint 1 :
Dasar-dasar fotografi dan videografi.
✔️ Task 1 : Komposisi, ISO, shutter, depth of field. Jangan lupa praktek.
✔️ Task 2 : Macam-macam angle. Download contohnya dari YouTube.
❎ Task 3 : Mulai mencari inspirasi untuk vlog. Jalan-jalan. **) Belum ada waktu dan kawan.
Sprint 2 :
Menulis script dan shooting
Lanjutkan dengan sprint dan task berikutnya, yang sudah kamu tentukan.
Kamu membutuhkan 3 hal:
1. “Reminder” (pengingat untuk fokus kepada campaign kamu),
2. “Habit Tracking” (penanda kebiasaan kamu selama campaign), dan
3. Pencatat “progress” (kemajuan).
Kalau tugas kamu penuhi, berikan tanda check, kalau gagal berikan tanda silang. Jangan dihapus, agar bisa diketahui penyebab kegagalannya.
Tanpa ketiga hal itu, perubahan tidak segera terwujud dan perkembangan tidak terpantau.
Dan orang lain yang ingin mengikuti jejakmu, dalam campaign itu, tidak bisa mengadopsi metode kamu.
Apakah Metode Ini Ampuh?
Metode campaign “goal – sprint – task” sering dijalankan, misalnya: belajar bahasa asing pakai Duo Lingo, belajar menulis artikel, kampanye politik, “growth hack”, kuliah, kursus, marketing, diet, yoga, dll. Semua itu dilakukan dengan menetapkan tujuan, menjadi beberapa tahapan, dan per tahapan menjadi beberapa tugas. Kursus, les privat piano, juga menggunakan metode seperti ini.
Keberhasilan terjadi jika kamu bisa melacak perubahan kebiasaan dan mengukur kemajuan.
15 Menit Sehari
Hanya butuh waktu 15 menit sehari. Boleh lebih, bisa lebih. Prakteknya, kalau sudah berjalan 3 bulan, kamu tidak butuh waktu 15 menit. Sambil menunggu minuman tersajikan, sambil mengikuti diskusi, atau ketika melakukan percakapan, kamu menulis. Sama sekali tidak menyita waktu.
Mengapa Gagal Menulis Catatan Harian?
Mungkin bukan gagal, melainkan merasa gagal, kemudian memilih berhenti.
Alasan orang tidak mau menulis catatan harian:
1. Tidak Punya Waktu “Tanpa Gangguan”
Sebenarnya, semua orang selalu punya gangguan. Tinggal bagaimana menetapkan “blocking time” (jangan ganggu saya pada jam 21.00-21.30), fokus, dan menyendiri. Matikan notifikasi selama menulis. 15 menit sudah cukup.
2. Menunggu Awal Tahun, Baru Memulai Menulis Catatan
Tidak perlu. Kata “menunggu” sangat tidak disukai dalam menulis. Inkubasi terlalu lama, menjadi penyebab kegagalan orang menulis.
Jangan berpedoman bahwa hari terbaik menulis catatan harian, terjadi di awal tahun, hanya karena buku catatan harian memakai penanggalan setahun. Kamu tidak harus memakai penanggalan Masehi. Mau pakai penanggalan Jawa-Islam, no problem. Mau memulai sejak hari ulang tahun kamu, bisa saja.
Ada ungkapan bijak mengatakan, “Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu.”. Sekarang, belum terlambat. Sekarang adalah waktu terbaik untuk memulai menulis catatan harian. Tidak perlu menunggu besok.
Ide bagus terjadi di halaman kosong. Kamu sendiri yang menulis tanggal, membuat batas, menempelkan foto, atau menggambar panel komik di situ. Tidak disarankan membeli buku diary dengan tanggal yang sudah tercetak. Sangat nggak bikin kreatif, terlalu membatasi ide kamu.
3. Banyak Tanggal Terlewatkan, Saya Tidak Bisa Mengingat-ulang Kejadian yang Telah Lewat
Ini hanya awal, banyak dirasakan orang yang menulis buku harian.
Untuk mudah mengingat, buatlah “rapid log” (catatan cepat), sebaris saja, seperti ini:
08.30 perkutut banyak tingkah. lupa ngasih air.
Kalau tidak bisa, cobalah memotret. Dari foto, kamu bisa lihat tanggal dan jam peristiwa itu terjadi. Ini bisa membantu mengingat kejadian “hari ini”.
Saya malah sengaja mengosongkan beberapa halaman, kalau mau membuat ringkasan buku atau membuat mindmap.
Contoh kasus, begini: pada tanggal 16 saya sedang membaca buku, belum selesai. Saya sisipkan halaman kosong, lalu tetap menuliskan catatan untuk tanggal 17, 18, dst. Nanti setelah selesai membaca, saya buat ringkasan isi buku di halaman kosong tadi.
Tanggal kosong, sering terjadi karena kamu tidak menghargai apa yang kamu capai.
Tuliskan apa yang telah kamu capai hari ini, bukan hanya rencana besok. Mulailah menghargai hal-hal kecil yang kamu capai.
Tuliskan keputusanmu, bukan hanya sikap kamu. Terlalu banyak orang bersikap di media sosial, opini mereka direduksi menjadi Like/Dislike, jumlah komentar, dan memihak mana. Itu melelahkan.
Hanya kamu yang tahu rahasia di dalam catatan harian ini, hanya kamu yang bisa menghargai diri kamu sendiri.
Ada 2 pilihan di mana kamu menuliskan catatan harian: di buku (kertas) atau di aplikasi Android.
Menulis Catatan Harian di Buku
Menurut Ryder Carroll, penemu sistem “Bullet Journal”, dalam _the Bullet Journal Method_ (2015), catatan harian berfungsi sebagai: task, journal, dan planner. Kamu menuliskan “tugas” (task) yang akan kamu penuhi, “catatan perjalanan” (journal), dan “rencana” (planner) mendatang. Dengan begini, kamu bisa melihat kemajuan, mana yang belum terpenuhi, keberhasilan apa yang kamu capai, bagaimana kamu melihat dunia, dan mengalami hari kamu. Catatan harian bisa mencatat kemarin, mengatur sekarang, dan merencanakan mendatang.
Menulis di buku itu keren. Kamu mendapatkan originalitas. Itu benar-benar tulisanmu sendiri. Baik untuk pikiran, lebih kuat di ingatan. Namun bagi saya pribadi, ini melelahkan.
Menulis catatan harian di buku, yang paling mantap, menggunakan “bullet journal”. Istilah “bullet journal” berarti buku kosong catatan harian yang dijual di Amazon, sekaligus nama metode menulis catatan harian.
“Bullet journal” mengandalkan kerapian dan pernik-pernik visual. Cocok kalau kamu punya waktu agak lama dan suka coret-coret dengan spidol dan drawing pen. Banyak yang memulai dengan pensil, baru ditindas dengan drawing pen dan hiasan warna-warni.
Menulis di buku kertas, berarti kamu harus membawa buku itu ke mana-mana.
Kapan Sebaiknya Menulis?
Bisa sebelum tidur atau bangun tidur. Ketika sedang jauh dari rutinitas. Ada kesempatan 15-20 menit tanpa gangguan.
Penanda (Signifiers) dalam Catatan Harian
Penanda digunakan untuk mengelompokkan jenis aktivitas. Semua orang memiliki sistem penanda berbeda.
Berikut ini, sebagai contoh, penanda yang saya gunakan untuk menuliskan catatan harian.
❓ Question. Masalah yang ingin kamu atasi.
⭕ Event Planner. Kejadian yang “belum”.
⚫ Event Done. Kejadian yang “sudah” (berhasil).
🔴 Event Fail. Kejadian gagal, tak-sesuai rencana.
🔲 Task Planner. Tugas yang belum dilakukan.
✔️ Task Done. Tugas yang berhasil diselesaikan.
❎ Task Fail. Tugas gagal.
🔆 Gagasan. Apa yang menurutmu penting.
💾 Work. Berkaitan dengan pekerjaan.
🎯 Campaign yang sedang kamu jalankan.
📕 Bacaan: buku, artikel, quote, ringkasan.
❤️ Love Story. Semua orang punya kisah cinta. : )
🎼 Music. Spotify, JooX, mp3, playlist, podcast.
🎬 Movie atau video YouTube yang menarik.
🔗 https, url, website.
📝 Tulisan yang saya posting di website.
🏠 Home. Terkait urusan rumah.
📞 Call. Ringkasan pembicaraan di telepon.
🔒 Secret. Yang kamu anggap rahasia.
👤 Friend. Profile atau cerita tentang kawanmu.
★ Temuan yang kamu anggap brilian.
🌱 Keluar dari rutinitas, otw, jalan-jalan.
+ Catatan biasa, selama menulis.
Penanda (signifiers) di atas, bisa dibuat dengan Google Keyboard, ada di Android, bisa dibaca di aplikasi mana saja.
Mau pakai penanda lain, silakan. Ini hanya gambaran umum. Masing-masing orang memiliki category aktivitas yang berbeda-beda.
Yang penting, ada catatan aktivitas dan mana yang terpenuhi atau yang gagal.
Menuliskan Catatan Harian di Android
Saya sarankan, bagi yang sibuk dan tidak suka menenteng buku, untuk menuliskan catatan harian di Android. Pakai aplikasi yang dirancang khusus untuk.menulis catatan harian.
Saya termasuk orang yang tidak mau ada “kesalahan” visual, sekalipun hanya saya yang membacanya sendiri. Lebih baik ganti kertas, daripada ada typo. Atau jika ada ide yang lebih baik, saya akan sunting menjadi lebih baik.
Menulis catatan harian di Android, lebih cepat. Bisa dilakukan di tengah pekerjaan, tidak harus menunggu sepi. Bisa memasukkan foto ke dalam catatan, sebagaimana posting di media sosial Kamu bebas melengkapi catatan sampai panjang, nanti kalau ada waktu. Bebas melompat ke tanggal mana saja dengan cepat. Searchable (bisa dicari), berdasarkan folder atau tag (keyword). Sekali klik hashtag, semua content berisi hashtag itu akan ditampilkan. Mau bacmup, export,.import, tinggal klik di Pengaturan. Folder atau tag bisa kamu tampilkan, tanpa perlu skimming dan sortir manual seperti Facebook.Bisa disinkronkan ke piranti mana saja. Ada backup di Google Drive atau DropBox. Tulisan bertahan selamanya. Kamu hanya perlu ingat email dan password untuk login.
Kalau soal rahasia, tinggal bagaimana mengaturnya. Aplikasi catatan harian, rata-rata menyediakan akun, bisa login dengan akun gmail dan Google Drive. Selagi hanya kamu yang tahu password akun itu, tetap aman. Smartphone sekarang juga menyediakan kendali PIN atau fingerprint, serta “Find My Device”. Fitur aman ini masih berpadu dengan penyimpanan Google Drive, yang berarti kamu bisa simpan catatan hampir tanpa batas.
Bagaimana kalau mau mencatat link di buku? Biasanya, saya pakai url shortener dari bitly. Saya hanya mencatat kode akhir dari link bitly yang saya buat. YouTube (video), Google Maps (lokasi), semua bisa disingkat.
Mulailah Menulis Catatan Harian
Gunakan “penanda” (signifier) yang sudah kamu tetapkan.
Ini contoh log harian:
15 September 2019
❓”kalau kamu memperkenalkan suatu desa, melalui 30 foto, apa saja yang akan kamu foto?”
✔️ 30′ baca berita dari twitter list. bikin 3 tweet.
✔️ baca dan bookmark 5 artikel di medium.
🔵 membaca buku “brain sell”, buat ringkasan.
📝 menulis dan posting artikel.
🎬 14.00 nonton “x-men dark phoenix”, 2019.
💻 antisipasi ransomware: pindah data ke deego.
🎼 bikin playlist “90s” di joox, kawan bekerja.
🔆 mimpi naik bis di gunung, langit ada lautnya.
🔆 menulis tentang catatan harian.
🎯 day 3/30 belajar pemrograman android.
🔆 kunci mendeteksi kebohongan: timing, clustering. gerakan kecil, kata-kata, ekspresi, bisa menipu.
✔️ #work. bikin web sekolah dengan adib.
🎼 dengar wayang kulit lakon “pandu gugur”.
👤 cak adib cerita: kontrakan, sinyal im3 lemah.
Tuliskan log sejelas mungkin dan singkat. Kalau kamu ingin memperpanjang dan memperjelas, buatlah catatan di tempat lain, bukan di halaman log hari ini.
Buat klasifikasi. Bisa berupa folder, tag, atau ikon.
Berikan waktu, jika memang perlu sekali. Tambahkan foto. Aktifkan GPS untuk menandai lokasi, jika penting banget.
Ubah penanda, setelah kejadian terlewatkan.
Contoh:
Pada pagi hari, kamu menuliskan sebaris log:
🔲 membuat website sekolah, bersama adib.
Itu adalah jenis “task planner” (rencana pekerjaan). Bisa terselesaikan, bisa pula gagal. Pada malam hari, jika terselesaikan, penanda bisa diganti menjadi:
✔️ done. bikin website sekolah dengan adib.
Bersikaplah selalu terbuka di catatan harian. Jika gagal atau mengecewakan dirimu sendiri, cari tahu sebabnya. Lebih baik berpikir kritis daripada “positive thinking” tanpa kemajuan.
Kalau gagal, jangan dihapus. Biarkan. Beri tanda “gagal”. Dengan begini, kamu bisa tahu: Apa yang gagal? Mengapa bisa gagal? Bagaimana ini gagal?
Ada log harian, log bulanan, ada pula catatan terpisah. Dalam sehari, sebaiknya kamu buat log dan catatan, secara terpisah. Log harian hanya berisi ringkasan kejadian hari ini.
Misalnya, hari ini kamu membaca suatu buku, kemudian membuat ringkasan, buatlah di halaman lain. Kalau ringkasan buku kamu semakin banyak, jadilah koleksi, bisa masuk ke dalam 1 folder. Kalau seminggu membaca 1 buku, sambil meringkas, maka kamu punya lebih dari 50 ringkasan buku.
Saya suka download buku-buku baru dari VK, dalam format .epub, kemudian membaca di smartphone, sambil membuat highlight. Ini seperti menggarisbawahi kalimat yang saya anggap penting. Setelah selesai, highlight ini bisa di-export dan jadilah ringkasan. Masuk ke catatan.
Aplikasi Android untuk Menulis Catatan Harian
Ada 3 aplikasi ampuh untuk menuliskan catatan harian. Ampuhnya, aplikasi ini dirancang untuk mencatat kejadian dan melakukan perubahan diri. Ada habits tracking, bisa campaign, menyisipkan foto, memberikan peringatan, dst.
1. Diaro.
2. Bullet Journal
3. Daylio
4. Journal It
Diaro sangat cocok bagi orang yang suka menulis. Persis seperti menulis di web. Semua kebaikan aplikasi menulis catatan harian, ada pada Diaro.
Bullet Journal, yang ditawarkan Ryder Carroll itu bagus namun terlalu sederhana dan berbayar.
Daylio bagus, punya habits tracker, namun tidak bisa upload foto.
Journal It! keren banget. Kamu bisa membuat template sendiri (misalnya, sering menulis resep.masakan, menandai tempat makan, atau jalan-jalan sambil membuat peta), bisa import content dari Diaro dan Daylio. Sayangnya, saya gagal login di Google karena saya memblokir produk Google.
Saya memakai Diaro Pro version, download dari AC Market, bukan dari PlayStore.
Apa Saja yang Bisa Saya Tuliskan?
1. Rapid Log Harian
Sebaris kejadian, memakai penanda (signifier) seperti contoh di atas). Tuliskan waktu dan lokasi, jika penting. Janjian, tugas, apa yang kamu pelajari, tuliskan sebaris-sebaris. Dalam sehari, bisa 10-12 baris. Kalau ada waktu, buka foto dan ingat kembali, tuliskan refleksi kamu.
2. Keputusan, Pencapaian
Tuliskan keputusanmu dan alasannya. “Move on” ke arah yang lebih baik, itu keputusan.
Berikan tanda cek pada pencapaian atau keberhasilan “hari ini”, sekalipun itu kecil. Jangan pesimis pada tanda silang. Asalkan kamu tahu mengapa kamu gagal, tuliskan catatan, agar kegagalan dan masalah itu tidak terulang.
Satu-satunya hal yang bisa kamu kendalikan adalah caramu merespon. Fokus pada hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan, membuatnya mengendalikan kamu. Fokus pada apa yang bisa kamu kendalikan.
Kamu tidak bisa memperbaiki dunia di sekitarmu jika kamu tidak memperbaiki sisi-dalam dirimu.
Prestasi menjadi kekosongan kalau kamu sendiri tidak bisa menghargainya.
Kamu perlu kreativitas tanpa deadline, tanpa desain. Kamu menuliskan catatan harian, bukan artikel atau notulensi rapat. Jangan berhenti hanya karena ada kekosongan beberapa hari. Kamu bisa tambahkan catatan ke tanggal mana saja.
Tuliskan dengan style yang paling kamu suka. Kalau perlu menempelkan foto, tempelkan saja. Kalau mau menulis dengan kode yang tidal bisa dibaca orang lain, lakukan sesukamu. Template hanyalah template. Lakukan dengan gayamu, karena buku ini tidak perlu kamu tunjukkan ke orang lain.
Tidak perlu menjadi perfeksionis. Utamakan otentisitas. Salah satu tujuan menuliskan catatan adalah “mengubah” keadaanmu.
3. Habits Tracking
Banyak orang ingin melakukan refleksi, kontemplasi, agar kualitas aktivitas mereka meningkat. Catatan harian berfungsi untuk menandai kebiasaan. Misalnya, sebulan ini, berapa hari yang saya pakai untuk bekerja dan belajar? Apakah waktu bermain justru lebih banyak?
Menandai kebiasaan itu bagus, jika tanpa reminder (pengingat).
Banyak kawan saya memilih keluar dari kantor atau keluar dari kelas, karena disiplin yang dibentuk dari alat pengingat: kalender, alarm, semua yang mendikte dirinya. Reminder itu baik, asalkan tidak otomatis dan tidak terlalu sering.
Apa yang terlalu sering terjadi, tidak lagi istimewa. Pengulangan. Apalagi di jam sama. Apa yang terlalu sering terpenuhi, justru kehilangan efektivitas. Kamu akan semakin jauh dari kejutan dan kreativitas.
Bebaskan otak-kanan kamu, lebih kreatif dengan menuliskan catatan.
4. Rencana dan Ringkasan Bulanan
Kalau memakai aplikasi, buat pada awal bulan (tanggal 1), seperti ini:
October 2019
🔲 1. …………………………………………
🔲 2. …………………………………………
🔲 3. …………………………………………
🔲 4. …………………………………………
Sampai akhir bulan. Tuliskan rencana. Jika berhasil, beri tanda cek. Jika gagal, silang saja.
Dahulukan pekerjaan dan keluarga. Buat prioritas pada tugas. Banyak rencana, berpeluang banyak gagal. Ini bisa memicu _impostor syndrome_, merasa gagal dan tak-berguna, “Ah, ternyata rencanaku banyak yang gagal.”. Bukan rahasia, banyak rencana justru membuat harimu tanpa kejutan. Apalagi jika itu hanya rutinitas yang jelas hasilnya nanti seperti apa.
5. Campaign
Setiap bulan, buatlah program perubahan. Ini bisa berupa rencana belajar sesuatu, menjalankan project, dll. Harap diingat, selain untuk mengorganisasikan gagasan dan mencatat aktivitas, catatan harian berfungsi untuk mengubah hidupmu menjadi lebih bermakna, lebih baik. Ini lebih baik terprogram dalam bentuk campaign. Caranya, seperti yang saya jelaskan sebelumnya.
Dokumentasikan hidupmu, jalankan rencana untuk memperbaiki pekerjaan dan belajarmu.
Mari menulis catatan harian, mulai sekarang. [dm]