SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah bencana alam terjadi di berbagai daerah di Jateng, awal Februari 2021 ini. Pemprov Jateng mengambil langkah sebagai upaya penanganan cepat terhadap bencana.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Jateng Prasetyo Aribowo menjelaskan, untuk menekan risiko bencana alam pada musim penghujan ini, pihaknya berkoordinasi dengan BPBD, Basarnas, Tagana dan unsur-unsur terkait, termasuk tingkat Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Baca: Banjir Tetap Terjadi Bila Kerusakan Lingkungan di Hulu Diabaikan
Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan dan langkah penanganan, seperti rencana yang sifatnya jangka pendek hingga jangka menengah.
“Jadi kita tetap monitor, baik jangka pendek maupun jangka menengah,” jelasnya, Selasa (8/2/2021).
Menurut Prasetyo, dari sejumlah pihak yang diajak koordinasi, ada yang mengusulkan agar dilakukan perbaikan polder, serta beberapa titik yang harus diperbaiki dalam waktu jangka pendek.
Baca: Sepuluh RW di Sawah Besar Semarang Terisolasi Banjir, Tiga Hari Listrik Padam
“(Usulan) jangka pendek, akan dimasukkan dalam konteks yang akan kita tangani,” ujarnya.
Untuk upaya jangka pendek, pihaknya berkoordinasi dengan kabupaten dan kota, BPBD, Basarnas, sampai dengan BBWS yang menangani sungai. Seperti, dalam penyediaan dapur umum, evakuasi warga, dan biaya hidup.
“Kemarin sudah dirapatkan dengan teman-teman kabupaten kota. Normalisasi sungai belum bisa dilakukan sekarang. Makanya usulan tadi akan ditangani BBWS,” paparnya.
Baca: Siap-Siap, Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng Kategori Siaga Banjir
Pengungsi Diserang Penyakit Kulit
Mengenai penanganan warga di pengungsian akibat bencana alam, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo mencatat, penyakit yang paling banyak mendera pengungsi adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.
“Stok obat di sejumlah pengungsian cukup. Jadi kalau masalah obat di lokasi bencana itu selalu ada,” kata Yulianto di kompleks kantor Gubernur Jateng.
Baca: Tinjau Longsor di Semarang, Risma: Butuh Penanganan Khusus
Menurutnya, untuk penanganan kesehatan di masa pandemi sekarang berbeda dengan penanganan sebelum pandemi. Sebab pihaknya harus memperhatikan protokol kesehatan.
“Karena kita harus menjaga physical distancing, dan sebagainya itu harus kita lakukan. Di masa pandemi ini penanganannya lebih rumit, kompleks, karena permasalahannya banyak,” ungkapnya.
Baca: Empat Rumah di Semarang Tertimbun Longsor, Seorang Meninggal dan Satu Belum Ditemukan
Sebagai informasi, tercatat sejumlah bencana alam terjadi di Jateng belakangan ini. Seperti banjir yang tak kunjung surut di Kabupaten Kudus, Kota Semarang, sampai di wilayah Pekalongan.
Kondisi banjir berakibat pada ribuan warga mengungsi akibat rumah terendam, permukaan jalan nasional dan jalan lainnya. (*)
editor: ricky fitriyanto