SEMARANG (jatengtoday.com) – Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng menunjukkan ada 3,2 juta lansia yang siap divaksin. Meski begitu, karena keterbatasan jumlah vaksin yang diterima dari pemerintah pusat, tidak semuanya akan mendapat vaksin pada vaksinasi gelombang kedua ini.
Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo menjelaskan, 3,2 juta lansia sebenarnya menjadi prioritas vaksinasi, berbarengan dengan 2,1 juta pelayan publik dalam proses vaksinasi.
Baca juga: Cegah Kerumunan, Kemenkes Terapkan Metode Drive Thru untuk Vaksinasi Lansia
“Total lansia dan pelayan publik di Jateng ada sekitar 5,3 juta. Tapi sekali lagi, karena vaksin yang ada baru sebagian kecil, jadi tidak bisa bareng semuanya,” ucapnya, Selasa (2/3/2021).
“Saat ini saja, jumlah vaksin yang kami terima hanya sekitar 10 persen dari total target sasaran itu. Maka kami minta masyarakat bersabar,” imbuhnya.
Dari satu juta dosis vaksin yang sudah diterima Pemprov Jateng, lanjutnya, nantinya hanya digunakan untuk 500.000 orang. Sebab, satu orang mendapatkan jatah dua kali suntikan vaksin.
Baca juga: Pasokan Vaksin Dibatasi, Jepang Kemungkinan Tunda Vaksinasi Lansia
“Maka kalau sasaran kita ada 5,3 juta, jumlah vaksin yang sudah kami terima itu belum mencapai 10 persen,” bebernya.
Karena itu, Yulianto mengingatkan agar para lansia yang tidak kebagian dosis vaksin, bisa menunggu giliran di program vaksinasi gelombang berikutnya.
“Kami mohon masyarakat mengerti dan bersabar, semua pasti akan divaksin, hanya menunggu waktunya saja karena ketersediaan vaksin memang terbatas. Vaksinasi akan terus dilakukan sampai akhir tahun, masyarakat tidak perlu khawatir,” tandasnya.
Baca juga: Vaksinasi Lansia Segera Dimulai, Buruan Daftar di Tautan Ini
Disinggung terkait capaian vaksinasi, Yulianto mengatakan, hingga 1 Maret 2021, sudah cukup banyak. Untuk jumlah orang yang divaksin dosis pertama, hingga hari ini total ada 302.651 orang. Sementara total yang sudah menerima vaksin dosis kedua terdapat 136.471 orang.
“Tapi data itu dipastikan terus bergerak dan hari ini data itu pasti jauh lebih tinggi, mengingat tiap hari proses vaksinasi itu terus dilakukan,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto