in

Memakai Tarot Bukan untuk Meramal

Tarot bisa membuatmu lebih kreatif dalam bercerita, memahami psikologi, dan cara melihat masa depan.

Malam itu saya membuka kartu tarot, ketika sedang ngopi bersama kawan-kawan. Anggapan awal, pada umumnya, mereka menganggap tarot berkaitan dengan ramalan. Sebelum membaca kartu, saya memberikan garis pembatas begini..

Tarot tidak meramal. Tarot membuka pola pengalaman. Kemungkinan yang bisa terjadi. Bukan berarti harus terjadi, apalagi pasti terjadi.

Kebanyakan, orang yang percaya tarot sebagai kartu ramalan, terkena Barnum Effect. Menganggap suatu kejadian (misalnya: terjadi besok) itu berkaitan dengan apa yang kita perbuat kemarin. Efek negatif dari tingkat kepercayaan ini: menganggap Kejadian A disebabkan oleh Kejadian B. Sangat naif. Tidak ada suatu kejadian yang hanya disebabkan oleh kejadian lain. Saya akan tunjukkan nanti.

Selain itu, kamu tidak bisa bertanya tentang “nama”, “tanggal berapa”, atau “siapa”. Yang bisa kamu tanyakan, jika saya membaca tarot, adalah pertanyaan prediktif seperti: “mengapa”, “bagaimana”, bahkan kamu boleh tidak menyatakan pertanyaan kamu. Saya tetap bisa membaca.

Medium untuk “Membaca” Bersama

Tarot memiliki kesamaan tertentu dalam elemen gambar yang tertera di setiap kartu. Saya memakai deck Rider-Waite yang dirancang Pamela Colman Smith. Elemen gambar itu, misalnya: cups (piala, cangkir) berarti elemen air, warna biru berarti “emotion”, dst. Ini yang membuat suatu kartu dapat dibaca secara fleksibel, dengan semiotika dan ikonografi, sehingga hasilnya bisa selalu berbeda, apalagi ketika dibuka bersamaan dengan kartu lain. Tergantung, memilih 1, 3, 5, 7 atau berapa kartu.

Orang boleh menganggap tarot itu kartu ramalan, namun saya tidak menganggap demikian. Tarot hanya membuka “kemungkinan”, bahwa bisa jadi “yang ini” (kartu yang sedang terbuka) yang akan terjadi.

Tarot bisa menjadi medium berdialog antara pembaca (reader) dengan orang yang ingin dibaca.

Contoh kasus, begini. Saya bertemu orang yang ingin mendapatkan jawaban versi tarot, dengan pertanyaan begini, “Bagaimana bisnis saya minggu ini?”. Ini pertanyaan menarik. Bertanya “bagaimana”. Bukan berapa besar uang yang akan ia dapatkan.

Ketika buka kartu, orang ini dapat 8 of Pentacles (8 Bintang). Kartu ini bergambar seorang lelaki yang sedang memahat semacam lingkaran. Langit bersih. Jauh dari kota. Sebatang pohon besar di dekatnya.

Menurut Rider Waite, kartu ini berarti: pekerjaan, pekerjaan yang ada komisinya, keahlian, skill dalam “techne”, tahap-persiapan, kesabaran untuk suatu pencapaian. Kalau kartunya terbalik, artinya adalah sebaliknya.

Sebelum saya membaca, orang ini berkata, “Saya sudah pernah dapat kartu ini. Kata peramal, ini berarti saya akan menjadi buruh. Tidak bisa menjadi boss.”. Tentu saja saya terkejut. Bagaimana bisa, kartu yang harus dibaca dengan ikonografi dan semiotika ini, disingkat dengan penghakiman terhadap karir seseorang seperti itu?

Saya bilang, “Tidak. Kartu ini berarti: kamu tidak perlu menghabiskan waktu untuk menonton YouTube dan browsing, hanya untuk mencari pekerjaan sampingan yang bisa membuat kamu kaya. Lakukan sebaliknya.”.

Sampai di sini, ia bertanya, “Dari mana kamu tahu kalau saya sering lakukan itu?”.

Tentu saja saya tahu. Karena saya melihat kepribadian orang ini “insecure”. Dia cemas kepada hasil, sekalipun saya sudah bilang bahwa ini bukan ramalan. Dia selalu meminta ramalan yang satu, ke ramalan lain, sampai menemukan ketepatan sebagaimana asumsi awal dia. Orientasi orang ini pada “kecocokan” dan “terbukti”. Bukan pada perubahan di dalam dirinya.

Kemudian saya bilang, “Kartu ini berkata, jika kamu mau luangkan waktu untuk memperbaiki skill, dan menjadi lebih hebat di pekerjaan kamu, maka kamu akan punya lebih banyak waktu. Orang akan datang kepadamu. Dan kamu tidak perlu mencari pekerjaan sampingan lagi.”.

Dia baru percaya.

Singkatnya, jangan mempermudah cara baca tarot dengan menghafal “arti kartu”.

Semua arti kartu sudah ada di gambarnya. Tinggal bagaimana kamu terlatih dalam menguraikan. Ini bisa kamu lakukan tanpa perlu melihat latar belakang orang yang mau kamu baca.

Tarot untuk Menulis Cerita Fiksi

Dengan cara lain, seorang kawan saya bercerita, bahwa kartu tarot bisa kita pakai untuk bercerita.

Misalnya, kamu punya tokoh dalam ceritamu, bernama Shinta. Kamu belum bisa menggambarkan Shinta ini seperti apa. Kemudian, buka 3 kartu.

Anggap saja, 3 kartu itu berarti: past, present, dan future dari karakter Shinta. Atau love, work, dan finance dari karakter Shinta. Setidaknya, kamu sudah punya 6 paragraf untuk menceritakan latar-belakang Shinta.

Ada cerita lain, mengapa saya tidak menganggap tarot sebagai ramalan.

Mari kita lihat sains. Kecepatan cahaya adalah 299.792.458 m/s. Kecepatan suara hanya 343 m/s. Kilat terlihat dulu, disusul guntur. Kejadian kecil ini, terlihat jelas.

Yang tidak terlihat jelas adalah hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa besar.

Misalnya: Mengapa terjadi kekurangan pangan di suatu negara? Ada ribuan kalimat berbeda, yang saling mempengaruhi, dan tidak mudah kita simpulkan. Perlu penalaran, kedalaman analisis, serta menimbang semua faktor. Namun ada “pola” yang berulang di situ.

Masa Depan Tidak Terjadi Karena Prediksi

Jadi, sejarah tidak berulang. Yang berulang adalah pola sejarahnya. Itupun diimajinasikan sendiri oleh orang yang mengalami. Kebanyakan orang, kata Nicholas Taleb, dalam Fooled by Randomness, dibodohi oleh pola. Mereka anggap ada pola, padahal yang datang adalah keacakan.

Yang terpenting dari prediksi adalah tindakan menciptakan masa depan. Bukan mencocokkan apa kata ramalan dengan apa yang terjadi kemudian.

Begitulah perspektif keberhasilan bisnis bisa terjadi.

Ketika seorang client bertanya, “Beranikah kamu menjamin bahwa website saya aman?”. Saya berkata, “Tidak berani.”. Jeff Bezos dari Amazon, di buku Invent and Wonder juga berani bilang, “Tidak berani..” ketika para pemegang saham bertanya, apakah bisnis Amazon dijamin akan sukses.

Karena, di kalangan praktisi keamanan web, tidak ada yang benar-benar aman. Yang berani saya jamin adalah: saya tahu kebiasaan orang yang merusak dan saya selalu mengikuti perkembangan terbaru. Saya memiliki sistem keamanan dan sistem antisipasi.

Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tetapi, saya tahu apa yang selalu diinginkan orang dalam membaca. Mereka tidak ingin tulisan yang membuang waktu mereka. Ingin mendapatkan perspektif yang bagus. Ingin memperoleh skill baru dalam waktu singkat. Mereka ingin beruntung, ingin merasa pintar. Inilah yang menjadi pola perubahan. Inilah yang menjadi bekal saya dalam menghadapi perubahan.

Tarot memiliki riwayat mistis, karena merumuskan pola kejadian. Sebelum versi 78 kartu datang, jumlah kartunya lebih sedikit. Bahkan kamu bisa memakai hanya 22 kartu major arcana. Yang disebutkan di situ adalah pola. Ada kalanya seseorang menjadi Magician yang bisa mensinergikan dirinya dengan alam semesta dan mengoptimalkan pikirannya. Ada kalanya seseorang menjadi the Fool, metafora dari keluguan yang easy going, tanpa takut bahaya, dan siap menjelajahi kemungkinan. Tergantung, bagaimana kamu membaca.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk kawan-kawan yang pernah membaca “kemungkinan” dan “potensi” mereka sendiri, dengan kartu tarot, bersama saya. Semoga mereka sedang sibuk urus pekerjaan dan hobi dan tidak sempat baca tulisan ini.

Tarot bisa membentuk optimisme dan menyiapkan Rencana B. Hanya jika kamu membacanya dengan pikiran terbuka. [dm]