SEMARANG (jatengtoday.com) – DPRD Kota Semarang dan pedagang Pasar Johar mendesak Pemkot Semarang segera melanjutkan penyelesaian pembangunan kawasan Pasar Johar. Baik Johar Cagar Budaya dan Johar Baru (Pasar Kanjengan) maupun Alun-alun Kota Semarang. Jangan sampai pembangunan yang telah disiapkan sejak lama ini mandek dengan alasan pandemi Covid-19.
Ketua Komisi B DPRD kota Semarang Joko Susilo mengingatkan, pembangunan kawasan Pasar Johar mendesak diselesaikan untuk mendukung roda perekonomian di Kota Semarang.
“Pasar Johar harus segera diselesaikan. Sehingga para pedagang yang hingga kini masih berada di tempat penampungan di kawasan rekolasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), bisa segera kembali lagi di kawasan Pasar Johar,” ungkapnya, Senin (27/7/2020).
Dikatakannya, pembangunan kawasan Pasar Johar ini telah ‘diplanning’ oleh Pemkot Semarang dengan sistem anggaran multiyears. Anggarannya berasal dari pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dia mengakui, dalam perjalanannya, ternyata proses pembangunan ini diterpa pandemi Covid-19.
“Meski begitu, kami berharap agar pandemi ini bukan menjadi halangan untuk meneruskan pembangunan kawasan Pasar Johar,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, lanjut dia, pembangunan Pasar Kanjengan masih dalam proses lelang yang diselenggarakan Kementerian PUPR. Dia berharap pembangunan tersebut segera kembali berjalan. “Sesuai target, para pedagang bisa kembali menempati bangunan baru di kawasan Johar pada 2021. Para pedagang menghendaki kembali pindah di Pasar Johar secara bersama-sama. Ini perlu dipersiapkan secara matang agar tidak ada gejolak,” katanya.
Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Kota Semarang, Soewanto mengatakan pihaknya pun mendesak agar pembangunan kawasan Pasar Johar segera diselesaikan agar para pedagang tidak terkatung-katung di penampungan. Ia juga mewanti-wanti agar pendataan dilakukan verifikasi secara detail. “Tidak boleh ada pedagang yang tertinggal. Maka jumlah lapak maupun kios yang tersedia harus sesuai dengan jumlah pedagang,” tegasnya.
Selama ini, lanjut dia, permasalahan yang sering terjadi saat pemindahan pedagang ke bangunan baru adalah pendataan pedagang tidak sinkron. Mengingat jumlah pedagang di kawasan Johar sangat banyak, maka pendataan pedagang dibutuhkan ketelitian. “Jangan sampai ada pedagang tidak memperoleh tempat. Pemindahan sebaiknya dilakukan secara bersama-sama,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto