in

Hendi: Pasar Johar Telan Rp 780 M Tanpa Campur Tangan Investor

“Pasarnya rakyat kecil ya kembali untuk rakyat. Mereka kembali ke pasar harus gratis tanpa biaya,”

SEMARANG (jatengtoday.com) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menepis kasak-kusuk atau isu yang sempat ditudingkan bahwa terbakarnya Pasar Johar pada 2015 silam disengaja agar mendapatkan fee dari investor.

Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi menegaskan tudingan tersebut jelas tidak berdasar. Pasalnya, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah bersusah payah mencari solusi anggaran biaya untuk membangun pasar legendaris peninggalan arsitek asal Belanda, Thomas Karsten tersebut.

“Setelah dihitung-hitung biayanya Rp 780 miliar. Masya Allah, duite sopo kui? Pernah ada orang mengatakan, Pasar Johar terbakar di bulan Mei 2015, iki pasti kelakuane Pak Hendi. Pak Hendi sengojo ngobong pasar, men deknenne entuk fee seko investor,” katanya, Minggu (16/9/2018).

Dia menilai, hal itu fitnah yang tidak berdasar. Bahkan hingga sekarang, pihaknya harus mencarikan anggaran biaya agar Pasar Johar kebanggaan warga Semarang ini kembali bisa dibangun meski menelan biaya sangat besar. Seiring berjalannya waktu, pihaknya bisa bernafas lega karena pembangunan Pasar Johar mendapat respons dari pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

“Jadi pembangunan Pasar Johar murni menggunakan anggaran biaya dari pemerintah pusat dan Pemerintah Kota Semarang, tanpa campur tangan investor,” tegasnya.

Saat ini sedang berlangsung proses pembangunan tahap dua. Setelah pembangunan penguatan bangunan Pasar Johar Cagar Budaya 2017 menggunakan anggaran Pemkot Semarang Rp 50 miliar, pada 2018 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha beberapa waktu lalu dimulai pembangunan lanjutan Rp 50 miliar.

“Pasarnya rakyat kecil ya kembali untuk rakyat. Mereka kembali ke pasar harus gratis tanpa biaya. Alhamdulillah, sampai hari ini sudah sesuai track,” katanya.

Lelang pembangunan telah berjalan lancar. “Duite tiba-tiba yo ono meski harus urunan pemerintah pusat, provinsi dan kota. Hingga selesai nanti membutuhkan biaya Rp 780 miliar, ditargetkan selesai Desember 2019. Diperkirakan bisa beroperasi 2020,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto