in

Ditemukan Peledak, Preman Bikin Rusuh Pembagian Lapak Pasar Tambaklorok

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sekelompok preman meresahkan pedagang Pasar Tambaklorok saat pembagian lapak dan kios, Rabu (20/3/2019). Tidak hanya itu, warga menemukan bahan peledak sejenis petasan.

Warga sempat ketakutan karena khawatir terjadi ledakan. Namun bahan peledak tersebut akhirnya diamankan dan diserahkan ke pihak berwenang.

Salah satu warga Tambaklorok, Joko, 51, mengaku belakangan ini ada sekelompok preman berusaha menguasai Pasar Tambaklorok. Sempat beredar kabar akan ada preman datang saat pembagian lapak dan kios. “Kabar tersebut ternyata benar adanya. Banyak pihak berusaha menguasai pedagang disini. Karena belum ada paguyuban pedagang. Beberapa preman didapati berkali-kali mencoba mengintimidasi petugas dari Dinas Perdagangan Kota Semarang saat pembagian lapak,” katanya.

Lebih lanjut, kata dia, sempat terjadi adu mulut, meski tidak terjadi baku hantam. “Terutama saat pembagian lapak dan kios di lantai satu,” katanya.

Beruntung, kata dia, sejumlah aparat kepolisian tanpa seragam bertindak cepat. Beberapa preman tersebut langsung diamankan. “Hal yang cukup membikin pedagang ketakutan ditemukan bahan peledak,” katanya.

Meski ukurannya tidak terlalu besar, namun apabila meledak bisa membuat suasana pembagian lapak dan kios kacau. “Peledak berjenis petasan. Kami enggak tahu siapa yang membawa peledak di sini,” katanya.

Belum sempat meledak, petasan tersebut segera diamankan dan diserahkan ke petugas kepolisian. Dalam pengundian kios dan lapak tersebut, banyak pedagang dari luar Tambaklorok. Namun pedagang dari luar Tambaklorok tersebut belum mendapatkan lapak. Mereka beberapa kali protes kepada petugas hingga terlibat cekcok.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, menegaskan sejak awal pihaknya telah menjelaskan pembagian kios dan lapak Pasar Tambaklorok mengutamakan pedagang asli Tambaklorok terlebih dahulu. “Setelah pedagang asli Tambaklorok menerima, baru pedagang lain akan dibagikan,” katanya.

Fajar juga membenarkan kedatangan sekelompok preman yang berupaya mengintimidasi petugas Dinas Perdagangan Kota Semarang. “Tapi sudah diamankan oleh tim kepolisian. Kami yakin, besok mungkin akan datang lebih banyak lagi,” katanya.

Namun demikian, Fajar mengaku tak khawatir atas hal itu. Pasalnya, di pasar tersebut memang belum ada paguyuban pedagang. Sehingga hal itu wajar jika ada banyak kepentingan dari sejumlah pihak untuk bisa masuk.

“Para pedagang ini awalnya berjualan di pinggir jalan, kemudian kami tata untuk masuk pasar. Karena pedagang belum punya wadah paguyuban, maka banyak pihak yang memiliki kepentingan berusaha masuk,” katanya.

Pada prinsipnya, Fajar mengaku berusaha mengakomodasi semua pedagang baik pedagang asli Tambaklorok maupun pedagang baru dari luar. Pembagian lapak dan kios harus sesuai rencana awal. Baik untuk lantai satu maupun lantai dua.

“Apabila masih kurang, nanti akan kami bangunkan shelter di halaman belakang pasar. Sebelum shelter dibangun, mereka sementara bisa berjualan di samping dan depan pasar,” kata Fajar.

Sesuai dengan jadwal, Kamis (21/3/2019), pedagang ikan basah, daging, dan lain-lain, masuk menempati kios dan lapak di lantai satu. Pada Jumat (22/3/2/2019), pedagang sayuran dan sembako masuk di lantai dua. (*)

editor : ricky fitriyanto