KLATEN – Kelompok 1 Tim Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) 75 Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menggelar sosialisasi budidaya tanaman padi di Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Kegiatan ini menyasar para petani sebagai bentuk upaya peningkatan hasil pertanian melalui pendekatan edukatif, modern dan berkelanjutan.
Sosialisasi yang dilaksanakan pada Jumat (18/7/2025) tersebut sekaligus menjadi wadah pertukaran pengetahuan antara dunia akademik dan praktik lapangan yang dijalani para petani setiap harinya.
Yosua Giawa, mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip yang juga menjadi pemateri memaparkan bahwa sosialisasi ini berfokus pada perbaikan metode budidaya padi, khususnya pengenalan sistem tanam jajar legowo, penggunaan tray semai, serta teknik pengendalian hama dan gulma yang lebih ramah lingkungan.
Para peserta yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tampak memperhatikan setiap pemaparan yang disampaikan.
Mahasiswa tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menjelaskan langkah demi langkah mulai dari persiapan lahan, pengolahan tanah, penyemaian, pemupukan berdasarkan fase tumbuh, hingga cara mengelola air secara efisien.
Materi disampaikan dengan bantuan media visual seperti leaflet, poster, dan modul singkat yang disiapkan oleh tim KKN, sehingga mudah dipahami oleh seluruh peserta.
Menurut Yosua, penggunaan sistem jajar legowo sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan hasil panen tanpa harus menambah luas lahan. Sistem ini tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga membantu sirkulasi
udara dan cahaya matahari bagi tanaman.
“Sering kali kita hanya mengikuti kebiasaan tanpa tahu bahwa ada metode sederhana yang bisa memperbaiki hasil panen. Sistem jajar legowo ini sudah terbukti mampu meningkatkan produktivitas hingga 30%, dan bisa diterapkan
tanpa harus mengubah total cara bertani yang sudah ada,” ungkap Yosua.
Dia menambahkan bahwa tray semai merupakan teknik penyemaian modern yang memudahkan proses tanam ulang, menghemat benih, serta mengurangi tingkat kematian bibit.
Tantangan Bertani di Tengah Perubahan
Petani di Desa Kebon selama ini menghadapi tantangan klasik: serangan hama, pertumbuhan
gulma yang cepat, hingga penurunan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia berlebih. Sosialisasi ini hadir sebagai upaya menjawab permasalahan tersebut melalui penggunaan pupuk organik, pengaturan waktu tanam, dan pemilihan varietas padi yang tahan penyakit.
Meski hanya berlangsung beberapa jam, sosialisasi ini diharapkan memberi dampak jangka panjang. Selain memberikan materi dan penjelasan, Kelompok 1 Tim KKN-T 75 juga
menyerahkan modul dan poster edukatif kepada ketua Gapoktan sebagai bahan bacaan bagi
petani lainnya. Rencananya, modul ini akan terus digunakan dalam kegiatan kelompok tani berikutnya.
Sementara itu, pemerintah desa melalui kepala desa setempat menyambut baik kegiatan tersebut dan berharap bisa menjadikan kerja sama antara mahasiswa dan petani sebagai langkah strategis membangun ketahanan pangan desa dari akar rumput.
Dengan pendekatan yang sederhana, kegiatan ini bukan sekadar memenuhi program KKN, melainkan menjadi bagian dari kontribusi nyata mahasiswa Undip dalam membangun pertanian yang lebih cerdas, mandiri, dan berkelanjutan di Desa Kebon. (*)
Artikel ini disusun oleh Tim KKN-T 75 Universitas Diponegoro
